狼の哭く日
HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS
Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012
Shueisha
Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha)
Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi.
Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya.
Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini
Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar
Tak ada jalan menuju masa depan
Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia
.
.
.
Hujan membasahi wajahku―
Sejak kapan hujan itu turun?
Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular.
Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku?
Sejak kapan hujan itu turun?
Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular.
Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku?
Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat seperti ini? Pertanyaan itu berputar di otakku.
Mengapa ia tidak mengambil mataku?
Mengapa hanya aku yang masih hidup?
Aku tidak mengerti.
Hujan dan asap yang menyelimuti api hitam.
Benar juga, akulah yang mengundang hujan ini. Aku melepaskan Katon Gouryuuka no Jutsu ke langit dan memanggil awan petir.
―Lenyaplah bersama petir.....
Itulah yang kukatakan pada Itachi.
Sebagai ucapan terakhir pikirku saat itu.
Dengan satu serangan, kukerahkan seluruh sisa Chakraku pada satu serangan itu, untuk membalaskan dendam klan Uchiha.
Dengan ini, aku harap akan terbebas dari balas dendam.
Tapi.....
Itachi berhasil menepis serangan Kirin yang kukerahkan.
―Sasuke..... kau benar-benar..... berubah menjadi kuat ya.....
Dengan darah yang mengalir dari mulutnya, sambil terengah-engah, Itachi melontarkan kalimatnya.
Lalu setelah itu, apa yang terjadi?
Ah, benar juga.
Itachi mengeluarkan monster raksasa..... Susanoo.
Saat itu aku sudah tak punya apa pun.
Bahkan Chakra saja sudah tak tersisa.
Suara itu..... suara yang terdengar saat itu adalah suara Orochimaru.
―Akan kupinjamkan kekuatanku..... kau membutuhkanku, 'kan..... Sasuke..... bukankah kau ingin balas dendam pada Itachi? Kemarilah..... lepaskan kekuatanku..... dengan begitu keinginanmu akan.....
Aku menyerahkan tubuhku pada suara itu.
Orochimaru bergejolak keluar dari tubuhku.
Setelah itu, aku tidak ingat.
Saat sadar, Itachi yang penuh dengan luka berdiri di hadapanku.
―Matamu akan menjadi milikku.....
Itulah yang Itachi katakan padaku.
―Akan ku ambil secara perlahan
Hujan yang tiada henti.
Amaterasu yang terus menghanguskan hutan.
Aku melihat Itachi yang tergeletak di bawah.
Sentuhan jarinya masih terasa di dahiku.
Mengapa?
Apa yang terjadi?
Itachi memuntahkan darah.
Setelah itu, apa yang terjadi?
Padahal seluruh seranganku ditepis oleh Susanoo miliknya, mengapa ia tak mengambil mataku dan aku masih bisa berdiri seperti ini?
Tangan Itachi yang penuh darah mendekatiku.
Lututku semakin bergetar.
Itachi mengatakan sesuatu padaku.
Kemudian, sikap lembut yang seperti biasanya, perlakuan yang kurindukan, ia menyentuh dahiku.
Dan, Itachi kalah, sedangkan aku masih tetap berdiri.
Awan hitam yang bergemuruh.
Tangan Itachi yang penuh darah perlahan menghilang terhapus oleh hujan.
Ini telah berakhir.
Perlahan tubuh ini melemah.
Segalanya, telah berakhir.
Hanya dengan perasaan itu, aku terjatuh di samping Itachi.
Tampaknya, hujan tak akan berhenti.
Lagi.
Semakin lebat.
Alirkan segalanya untukku.
Dendam ini, kebencian ini, lenyapkanlah segalanya untukku.
Dalam kesadaranku yang semakin memudar, hanya kalimat terakhir Itachi yang sampai kapan pun tak akan menghilang.
.
.
.
Bersambung
Comments
Post a Comment