Malam itu, insiden ketujuh terjadi tepat di makam Keisanryou yang Kina awasi. Aku mendengar hal itu langsung dari Kina pada siang hari berikutnya.
“Bukan hanya itu”, ucap Kina yang bersemangat dan mencoba meraihku.
“Yang mati adalah mereka bertiga! Sekelompok pria yang kakinya kau tusuk dengan Kunai. Semua mengatakan rumor bahwa pelakunya adalah orang yang melemparkan Kunai itu!”
“Kalau begitu, akulah pelakunya”
Sambil melahap imbalan nasi kepal itu, aku berjalan di area kuil lalu menyusuri gerbang.
“Aku akan menyerahkan diri sekarang juga”
“Tunggu dulu, Sasuke”, Kina mengejarku. “Kau mau ke mana?”
“Sebentar lagi akan berakhir..... lagipula aku sudah mendengar tentang Itachi, aku akan meninggalkan desa ini”
“Tapi obat matanya belum selesai”
“Selama beberapa hari terakhir ini, mataku baik-baik saja”
“Daripada hal itu, ayo kita pergi ke sana!”
Aku mengentikan langkahku, lalu menatapnya. “Daripada hal itu.....?”
“Hei, hei, ayo kita pergi!”
“Dengarkan saat orang lain sedang bicara. Aku akan segera....”
“Pergi dari sini, ‘kan? Aku tak bermaksud mengentikanmu, lagipula ini jalan yang akan dilewati, ayo kita ke Keisanryou”
“Hei, dengarkan aku baik-baik, dasar pecundang”, aku menyentik dahinya.
“Kemarin, jika kau tak terlibat dengan mereka bertiga, mungkin kau sudah dihabisi”
“Ciih”, ucap Kina mengerucutkan bibirnya. “Padahal ini kesempatan bagus”
“Kesempatan apa? Kesempatan menjadi mayat kering?”
Setelah terjadi percakapan ini, pada akhirnya kami berdua memutuskan untuk pergi ke Keisanryou.
Comments
Post a Comment