Kina mengunjungiku di hari yang sama, saat petang.
Aku duduk di tangga sekitar, memandangi kunang-kunang yang terbang dari rerumputan sambil tertiup angin senja.
"Itu bukan kunang-kunang, tahu", ucap Kina memberitahuku.
"Itu adalah Shougun Shachuu"
"Shougun Shachuu, ya..... baru pertama kali aku mendengarnya"
"Serangga ini hanya ada di Sanrou. Selalu ada sepanjang tahun, lho"
Aku mengangguk.
"Hampir semuanya adalah jantan. Sedangkan yang betina sudah ditangkap oleh toko obat di desa"
"Diolah menjadi obat-obatan, ya?"
"Aku tidak tahu persis, tapi yang aku dengar dari kakak, sejak Shougun Shachuu betina itu muncul, sepertinya kaum pria menyukainya. Karena itulah yang membuat kaum wanita ingin mengenakan aroma itu pada tubuhnya"
"Begitu ya"
Shougun Shachuu itu mengapung dengan lembut dari rerumputan, lalu berhenti di wajah Kina. Pada wajahnya yang mengenakan topeng elang. Seekor, lalu seekor lagi.
"Mengapa hari ini kau mengenakan topeng itu?", Kina tak menjawabku, tapi sepertinya ia sedikit menundukkan wajahnya.
Aku merentangkan tangan dan membuka topeng itu.
"......tck!"
Di wajahnya, terlihat jelas ada bekas luka yang dipukuli seseorang. Bagian pipinya terdapat luka goresan, dan luka sobek pada ujung bibirnya.
"Apa yang terjadi?"
Kina hanya memberikanku bungkusan nasi kepal. "Tidak ada racun di dalamnya"
"........"
Kami berdua duduk di tangga dan menyantap nasi kepal bersama.
"Aku dipukuli oleh penduduk desa"
"Begitu ya"
Kami berdua dihembus angin, menyaksikan bintang pertama di langit, memandangi awan merah, dan menyingkirkan Shogun Shachuu yang melekat di tubuh.
"Kau tidak menanyakan alasannya?"
"Bukan masalah jika kau tak ingin membicarakannya", Kina menatapku dengan terkejut.
"Ada apa?"
"Bukan apa-apa.....", Kina menundukkan matanya. "Sebelumnya, Itachi juga mengatakan hal yang sama padaku"
".....Begitu ya"
"Dahulu, monster yang disebut Rouen tinggal di desa ini"
Aku teringat ucapan nahkoda kala itu.
"Rouen adalah monster serigala berwarna perak yang sangat besar, dan memiliki kekuatan iblis yang hidup selama seribu tahun. Katanya, sebagai imbalan kehidupan tanpa batas, monster itu harus terus menghisap Chakra manusia. 10 tahun yang lalu, saat aku masih bayi, ayah dan ibuku terbunuh demi mengusir Rouen itu. Setelah itu, kakak selalu merawatku"
"Berapa usiamu?"
"11 tahun"
"Begitu ya"
"Kemarin, kakakku tak bermaksud untuk marah. Itu semua karena aku telah mengatakan keburukan desa ini....."
"Lalu?", lanjutku penasaran. "Mengapa kau membenci desa ini?", sebelum menjawab, Kina melayangkan pandangannya ke suatu tempat tanpa arah yang jelas.
Angin menggoyangkan pepohonan sekitar, dan membiarkan daunnya jatuh.
"Penduduk desa mengira bahwa ayahku sengaja melepaskan segel Rouen", Kina menahan suaranya agar tak terdengar siapa pun. "Kakak yang mengatakannya padaku, saat itu, tepat di saat persimpangan dalam memutuskan apakah desa ini akan dinetralitaskan atau tidak. Klan Kumanoi yang berhasil menguasai bubuk Aobiko menyetujui rencana itu, tapi klanku menentangnya. Pada saat itulah, Rouen menampakkan wujudnya. Oozutsu dan Kozutsu milik klan Kumanoi sama sekali tak berguna"
"Benda apa itu?"
"Kozutsu adalah senjata seperti anak panah dengan kualitas yang lebih baik. Aobiko (Bubuk Api Biru) akan meledak jika tersentuh air. Bubuk itu dimasukkan ke dalam Kozutsu, lalu membuatnya meledak dengan cairan yang terkandung dalam nafas manusia, dan melemparkan batu kerikil dari ujung senapan. Dikatakan bahwa kekuatannya 200 kali lipat dari anak panah, lho. Sedangkan Oozutsu adalah versi besar dari Kozutsu. Airnya mengalir di dalam pipa, bukan dari nafas manusia"
"Benda itu tak mempan terhadap Rouen, ya?"
"Karena itulah, padahal ayahku mempertaruhkan nyawanya demi mengusir Rouen..... tapi mereka semua....."
"Jadi maksudmu, ayahmu melepas Rouen itu demi menjatuhkan para penduduk desa yang menyetujui rencana itu, 'kan?"
"Itu adalah rumor yang disebar oleh penduduk Kumanoi!"
"Lalu, bagaimana kondisi klan Kumanoi saat ini?"
"Dengan uang yang mereka hasilkan dari menjual Aobiko, akhirnya mereka pergi meninggalkan desa ini. Desa Roukoku telah menjadi Negara Netral. Sebagai pengganti Shinobi, mereka dapat bertahan dengan Aobiko. Di mana pun klan Kumanoi berada, mereka selalu memiliki uang"
"Begitu rupanya"
"Tapi, kesempatanku untuk memulihkan nama baik akhirnya telah tiba", lanjut Kina dengan matanya yang berbinar-binar.
"Akhir-akhir ini, terjadi kasus pembunuhan yang aneh di desa"
"Maksudmu yang mayatnya berubah menjadi Miira (Mayat kering)?"
"Jika aku berhasil menangkap pelakunya, para penduduk desa pasti akan memperhitungkan keberadaan klan Kodon"
"Lalu?", aku menatapnya tajam. "Kau ingin memintaku untuk membantumu?"
"Tidak boleh ya.....?"
"Mengapa aku yang harus melakukannya? Aku hanya datang untuk membeli obat"
Bocah itu tertunduk malu tak berdaya.
"Aku adalah seorang Shinobi. Jika kau memaksaku untuk membantumu, berikan aku imbalan yang sepadan dengan itu"
"I, imbalan.....?"
"Iya.....", aku mengatakannya terang-terangan. "Mulai besok dan seterusnya, bawakan aku nasi kepal Okaka"
Ya ampun..... lubuk hatiku mendesah melihat Kina menari kegirangan di hadapanku.
Bocah ini benar-benar bodoh. Jika dia sampai mengira bahwa aku akan bersungguh-sungguh mencari pelakunya, maka tingkat kebodohannya setara dengan Naruto.
.
.
.
Ceritanya akan semakin seru gaes, jangan ke mana-mana yaaa :D
Comments
Post a Comment