Sepertinya, walaupun apa yang dikatakan Kina bukanlah kebohongan semata, ini bukan kasus pembunuhan.
Sejak hari pertama melakukan pengawasan, Kina bertengkar dua kali sebelum tiba di tempat tujuan.
Yang pertama, ada orang mabuk berkata, "Hei bocah Kodon, kau menyembunyikan Rouen di suatu tempat, dan bermaksud untuk menyerang desa, 'kan?", Kina yang naik pitam dipukuli oleh orang itu, dan dibuat babak belur sepenuhnya, sebuah serangan balik yang luar biasa.
Yang kedua, para penduduk desa yang jahat mengatakan "Hei bocah Kodon, kau menjual Saigenzai dan dapat untung banyak, 'kan? Berikan sedikit pada kami juga", Kina yang naik pitam dipukuli oleh mereka sampai ia tak dapat berdiri lagi.
Meskipun Kina telah hancur babak belur, ia tetap mengawasi makam para perintis desa semalaman penuh bersama Shougun Shachuu (Sejenis serangga).
Hari kedua dan ketiga pun masih sama.
Alih-alih menangkap pelakunya, Kina mendapati para penduduk desa yang menangkapnya, menghina keluarganya, dan mengolok-oloknya. Bahkan anjing pun ikut menggonggong.
Setiap kali Kina berani menghadapinya, tak ada yang bisa ia lakukan selain menambah luka baru.
Aku menyaksikan Kina yang compang-camping dari atas pohon, atap, dan bayangan batu nisan.
Semua itu terjadi pada hari keempat.
Seperti biasanya, sebelum tiba di Keisanryou, Kina bertengkar dengan penduduk desa, dan terhuyung-huyung. Lalu, setibanya di makam, kaum lelaki pecandu Saigenzai itu menyulut pertengkaran.
"Bukankan dia itu anaknya Kodon Tenma?"
"Oi, bocah, gara-gara ayah sialanmu itu, desa ini menjadi Negara Netral. Karenanya, Shinobi seperti kami kehilangan pekerjaan. Apa yang bisa kau lakukan untuk kami, hah?"
Sepertinya Kina membalas ucapan mereka, tapi aku tidak bisa mendengarnya karena suaranya samar.
Shougun Shachuu itu berkelip-kelip dan menari tak beraturan.
"Sebelum ini, aku sudah mengalahkan kakakmu. Semua ini karena dia sudah seenaknya memetik tanaman obat itu"
"Kakakmu menangis dan memohon pada kami untuk menghentikannya. Dan dia rela melakukan apa pun! Hahahaha!", kaum pria itu tertawa terbahak-bahak dan bertepuk tangan.
Selama tiga hari ini, Kina menyadari bahwa ia adalah anak yang akan membalas perkelahian apa pun.
Meskipun lawannya seorang Shinobi, tekadnya tetap tidak berubah. Pria itu memukuli, menendang, menjambak rambut Kina dan menghantam wajahnya ke batu nisan. Ditambah lagi, mereka merasa puas menindas makhluk lemah di hadapannya, lalu yang seorang lagi berteriak dan menusukkan Kunainya.
"Bagaimanapun juga, kita tidak bisa bertahan di desa ini, kalau begitu, ayo kita habisi bocah ini dan menjadi Nukenin (Ninja pelarian)"
Kina menatap lawannya seolah mengatakan bahwa ia sama sekali tidak takut dengan mereka, tapi aku tak begitu.
Aku tahu bagaimana sakitnya tertusuk Kunai, dan aku juga sangat mengerti betapa menyedihkannya Shinobi yang seperti haus darah.
------------------------------------------------------------------
Halo teman-teman, silahkan klik link berikut ini untuk mendukung mimin agar terus berkarya dalam menerjemahkan seri Light Novel Naruto yang lainnya ya ^^
https://trakteer.id/dchazelleee
Sekali lagi mimin ucapkan banyak terima kasih untuk kalian yang setia mengikuti cerita novel ini dari awal sampai saat ini, mimin akan terus memberikan yang terbaik!!! :)
------------------------------------------------------------------
"Jika kalian melakukannya lebih dari ini.....", mereka menghentikan pergerakannya kala melihat diriku yang keluar dari balik bayangan batu nisan.
"Kalian, akan kuhabisi"
"Apa-apaan kau ini, dasar sialan!"
"Ternyata kau sekutu keadilan, ya! Kalau begitu akan kuhabisi kalian berdua!"
"Sa, Sasuke.....?", dengan wajah yang berlumuran darah, matanya berbinar-binar.
"Me, mengapa, kau ada di sini....."
"Dasar pecundang..... yang kau lakukan itu bukanlah berkelahi, tapi bertindak bunuh diri. Kau sangat memaksakan diri"
Kina seperti mengatakan sesuatu, tapi sebelum itu, Kunainya mengarah ke wajahku.
"!"
Aku berhasil menghindarinya dan menangkap Kunai itu, lalu kulempar kembali pada mereka.
HYUUSSSH!
Kunai itu mengenai paha pemiliknya.
"Arrgghhhh!", satu orang telah kalah. "Kakiku..... kakiku argghh....."
"Ka, kauu..... apa kau juga seorang Shinobi?"
"Apa tak ada penggali kubur di sini?", aku menghadap pada dua orang yang tersisa.
"Kalau begitu, kalian, galilah lubang kubur milikmu sekarang juga"
"Apaaa, sialan..... beraninya kauu....."
"Kalau begitu, biar aku yang melakukannya", saat mengatakannya, tanganku memancarkan kilatan cahaya.
"Chidori!"
DON!
Suara ledakan ini mengganggu orang-orang mati yang terlelap, dan aku berhasil membuat lubang yang bagus di tanah.
"Siapa yang akan masuk duluan?"
"Uwauwauwa.....", rengek mereka tak berdaya.
"Ka, kau, siapa kau sebenarnya....."
"Jangan sentuh bocah ini", ucapku yang menatap mereka. "Mengerti?"
Aku melirik sekelompok pria yang kabur sambil memapah teman mereka yang kakinya tertusuk Kunai, dan menggendong Kina yang pingsan.
Aku berjalan membawanya pulang ke Rengyoudou.
Sejak kapan aku peduli pada hal seperti ini..... pikirku dalam hati. Padahal aku tak berniat untuk memeliharanya, aku merasa seperti memberi makan seekor anjing yang terlantar.
Tapi, ini bukan hal buruk. Yang lebih buruk lagi adalah saat aku menganggap anjing yang terlantar itu sebagai milikku.
Sepertinya Kina sudah sadar, tapi ia tak berniat turun dari punggungku, dan aku juga tak keberatan.
Serangga di musim gugur berbunyi di mana-mana. Serangga bercahaya hijau itu terus mengikuti ke mana pun kami pergi.
.
Chapter minggu depan ceritanya akan lebih panjang dan seru tentunya gaes! Nantikan terus kelanjutannya yaaaa~
Comments
Post a Comment