Skip to main content

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 3.10

Kebangkitan yang disebabkan oleh rasa sakit. Merasakan hidup yang disebabkan oleh rasa sakit. 

“Uh.....”

Kannyuu bangkit dan memegang kepalanya. Di bawah punggungnya, terdapat tumpukan ranting dan dedaunan yang mungkin diterbangkan dari hutan kecil di sekitar rumah. Sepertinya, ranting dan dedaunan ini menyerap tubrukan itu untuknya. 

“.....Tck, karyanya!”

Hal pertama yang ia pikirikan adalah tembikar-tembikar pada tungku itu. Kannyuu mencari tungku itu sementara pemandangan sekitarnya telah berubah. 

“I, itu.....”

Saat ia menemukan asap yang mengepul dan mendekat seolah menyeret tubuhnya yang berat, ia mendapati tungku yang telah dihancurkan. Semua tembikar yang berada di dalamnya juga pecah. Kannyuu duduk di tempat itu. 


“..........?”

Namun, ia melihat bahwa pecahan-pecahan tembikar itu putih bersinar. Pola yang terukir di sana juga terlihat. Kannyuu merobek pakaian yang ia kenakan dan melilitkannya di kedua tangannya, lalu memungut serpihan panas dari dalam tungku itu. 

“Ini.....”

Di sana, muncul pola bunga yang indah. Ini adalah putih pamungkas, ‘Hanasaki’.

“Dasar bodoh, mengapa.....”

―Bukankah lebih baik bila kau membakarnya sekaligus, un.

Kalimat Deidara itu terngiang kembali. Pada saat yang sama, ia juga ingat bagaimana keadaan tungku yang diledakkan oleh ledakan itu dan terbakar sekaligus. 

“Begitu ya....., apa ia sengaja membuat retakan itu dan menaikkan suhunya sekaligus dalam mengakhirinya.....!”

Kannyuu yang menjaga tembikar itu dengan baik tak mampu menjaga momentum pada apinya. Hal itu juga tak berhasil. Justru itulah, benda itu harus dibakar dengan meledakkannya. 

Sepertinya tanah liat tak dapat bertahan pada suhu tinggi, namun itu adalah sebuah langkah besar bagi Kannyuu.

“Tanah..... selanjutnya jika aku bisa menemukan tanah liat yang tahan terhadap suhu tinggi, maka.....”


Terdapat suara yang terngiang kembali di sana. Disebut sebagai “Mankai no Mashou”, yang terngiang di benaknya adalah kalimat Toujin Mashou yang selalu menginginkan seni Hanasaki. 

―Kannyuu. Tak peduli berapa pun usiaku, aku akan pergi mencari tempat baru demi seni.....!

Kannyuu menggenggam erat serpihan dengan ukiran Hanasaki itu dan meneteskan air mata. Setelah mendapati sesuatu yang jatuh dari atas kepalanya, suara pecahan terdengar di samping Kannyuu. 

Saat ia perhatikan, di sana terdapat sebuah liontin yang pecah akibat benturan. Kannyuu memiliki ingatan terhadap benda itu. Mashou mengatakan padanya bahwa benda itu adalah bukti sebagai guru dan murid. 

“Mengapa?”

Ia menggenggamnya dan menengadah ke atas langit. Lalu, di sana terdapat seekor naga yang membentangkan sayapnya dan terbang menjauh. 

Meski tak terlihat dari sini, tapi Deidara dan Sasori sedang menunggangi naga itu. Kannyuu menggenggam pecahan liontin dan serpihan yang terdapat dalam tungku itu dengan kedua tangannya, lalu bangkit berdiri. 

“Aku pasti akan membangkitkan kembali seni Hanasaki ini!!”

Tanpa mengkhawatirkannya, naga itu terbang semakin tinggi dan menjauh. 

Dalam arti tertentu, seni yang menembus dirinya sendiri, mungkin saja dapat menjadi kekerasan terhadap orang lain. 

Mungkin saja kepribadian yang terlalu kuat itu tidak bisa mendapatkan pemahaman dari orang lain. 

Meski begitu, ia akan terus melanjutkan jalan hidupnya. 

Cara kehidupan mereka berdua sepertinya tampak pada punggung naga yang melambung tinggi di sana.

.

to be continued 

Comments

Popular posts from this blog

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

Light Novel NARUTO Akatsuki Hiden Saki Midareru Aku no Hana (JUMP JBOOKS) Masashi Kishimoto, Shin Towada, 2015 Shueisha ―BUNGA KEJAHATAN YANG BERMEKARAN― PENGENALAN TOKOH Konan ― Shinobi dari Desa Amegakure Pein ― Shinobi dari Desa Amegakure Tobi ― Pria Bertopeng Zetsu ― Pria Misterius Uchiha Itachi ― Shinobi dari Desa Konohagakure Kakuzu ― Shinobi dari Desa Takigakure Sasori ― Shinobi dari Desa Sunagakure Hoshigaki Kisame ― Shinobi dari Desa Kirigakure Deidara ― Shinobi dari Desa Iwagakure Hidan ― Shinobi dari Desa Yugakure Uchiha Sasuke ― Shinobi dari Desa Konohagakure SINOPSIS Seorang anak lelaki yang ditemui oleh Uchiha Sasuke dalam sebuah perjalanan. Lalu, anak itu bercerita. Ia mengatakan bahwa keluarganya dibunuh oleh “Akatsuki”. “Akatsuki”― sekelompok orang luar biasa yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah yang mengapung. Mereka membunuh, merampok, dan membakar. Demi dirinya sendiri, demi orang terkasih, demi uang dan doa, demi seni, demi kedamaian, dan demi bunga yang m...

PROLOG ― AKHIR DARI BALAS DENDAM

狼の哭く日 HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012 Shueisha Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha) Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi. Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya. Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini  Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar Tak ada jalan menuju masa depan Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia . . . Hujan membasahi wajahku― Sejak kapan hujan itu turun? Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular. Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku? Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat sepert...

PROLOG 1

Sayap kegelapan menyembunyikan langit malam. Bintang-bintang itu berkelip dengan tenang.  Bulan perak yang ia amati dengan tenang menyelimutinya dengan lembut bagaikan buaian.  Namun, sinar rembulan itu terlalu enggan untuk menyinari kaki seseorang.  Ia memerlukan cahaya. Cahaya yang kuat untuk menerangi jalan yang harus ditempuh.  Kegelapan itu secara perlahan terusir ke ujung pegunungan di seberang lautan untuk memenuhi keinginan orang-orang seperti itu.  Bintang itu pergi, bulan itu bersembunyi, dan menyampaikan malam ini akan segera berakhir.  Cahaya permulaan― “Akatsuki”. Suatu ketika, cahaya itu mencoba membakar dunia Shinobi. . . . To be continued