Skip to main content

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 3.6

“Benda apa ini, apa terbuat dari tembikar..... un?”

Mereka dibawa pergi menuju sebuah kuil yang letaknya jauh dari tungku milik Kannyuu. Sepertinya nama kuil itu adalah kuil Toujin, tapi di sini, terdapat gerbang Torii putih yang seolah menyadarkannya. Saat dilihat dengan seksama, sepertinya gerbang itu terbuat dari tembikar. 

“Ng.....?”

Dan di gerbang putih ini, tampak sebuah pola seperti bunga yang bermekaran. 

“Itu adalah ‘Hanasaki’ ”

Itu adalah seni yang Kannyuu ingin coba hidupkan kembali. Setelah gadis itu mengatakannya, Deidara menempatkan teleskop yang biasanya ia gunakan pada mata kirinya, lalu melihat pola itu. 

“.....Bukankah itu sebuah retakan, un”

Benar, terdapat retakan halus pada permukaan tembikar itu, dan meniru bentuk bunga.

“Oh iya. ‘Hanasaki’ membuat retakan yang lebih tipis daripada ujung jarum yang tak terhingga jumlahnya pada permukaan tembikar, dan seni itu disamakan seperti bunga. Retakan kecil itu menjadi bayangan dan menggambar polanya pada tembikar putih”

Kannyuu menyentuh gerbang Torii Hanasaki itu dengan lembut. 

“Tapi, membuat bunga itu mekar pada tembikar adalah pekerjaan yang sulit. Jika retakannya semakin dalam, tembikar itu akan hancur, lalu jika retakannya dangkal dan sedikit, itu tak akan terlihat seperti bunga. Tanpa pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang luar biasa, Hanasaki itu tak akan terwujud. Mempelajari seni Hanasaki adalah sebuah kehormatan besar bagi penduduk desa Tou. Dan juga.....”


Kannyuu menjauhkan lengannya dari gerbang Torii, lalu menatap Sasori. 

“Orang yang menyayangi seni Hanasaki ini lebih dari siapa pun, dan dicintai oleh Hanasaki lebih dari siapa pun adalah Toujin terdahulu, tuan Mashou. Hanasaki yang ia ciptakan adalah bunga yang mekar seutuhnya”

Kannyuu mengeluarkan liontin keramik dari dadanya. Jika diperhatikan, di sana terdapat pola berbentuk bunga yang terlihat jelas pada permukaan tembikar bundar. Pasti benda itu diberikan oleh Mashou.  

“Jadi, karena itulah dinamakan sebagai ‘Mankai no Mashou’ ya..... un”

“Iya. Ia juga seorang dermawan yang menerimaku setelah orang tuaku tiada. Saat aku berkata bahwa diriku ingin menjadi seorang pembuat tembikar, tuan Mashou memberikan liontin ini untukku. Benda ini adalah bukti dari seorang guru dan murid, dan tuan Mashou juga memiliki benda yang sama denganku”

Berbeda dengan Goushou, tampaknya ia adalah ahli teknik yang luar biasa. 

“Tapi tuan, mengapa kau mengenal pendahulu itu?”

“.....Itu karena nenekku pernah menggunakan tembikar Hanasaki pada bonekanya (Kugutsu)”

Kannyuu mengangguk seolah mengerti pada ucapan Sasori. 

“Kugutsu..... aku pernah mendengarnya. Dikatakan bahwa Hanasaki membuat bagian-bagian Kugutsu karena diminta oleh desa Sunagakure” 

“Hanasaki kuat terhadap api, dan memiliki konduktivitas Chakra yang baik di atas segalanya. Dan retakan itu akan melintasi semua Chakra seperti pembuluh darah manusia..... Kesulitannya adalah tidak bisa diproduksi secara massal”


“Aku juga pernah mendengar bahwa hanya tuan Mashou yang bisa membuat bagian-bagian itu sesuai dengan permintaan pelanggan”

“Iya. Bagi Mashou, aktivitas artistiknya adalah prioritas utama”

Mungkin ia lebih baik membuat sesuatu yang diinginkannya daripada membuat sesuatu yang diminta oleh orang lain. 

“Mashou membuang desanya sendiri, buruk sekali”

“Tuan Mashou tak akan membuang desanya!”

Kannyuu mengepal tinjunya, dan meninggikan suaranya.

“Memang benar..... memang benar, tahun-tahun terakhir ini, tuan Mashou menjadi sedikit aneh. Ia membuang desa ini, dan mengatakan akan mencari tanah baru, ia mulai marah dan tak mau tinggal di desa ini”

“Lalu, apa dia pergi sendirian ke suatu tempat, un?”

“Aku tidak tahu..... Suatu hari, tiba-tiba ia menghilang. Dan bukan hanya tuan Mashou saja yang menghilang. Para pengrajin tembikar lain yang memiliki seni Hanasaki itu juga lenyap. Yang tersisa hanyalah selembar surat. 「Aku akan kembali setelah menemukan tanah yang baru」.....hanya itu saja. Ini adalah kisah sepuluh tahun yang lalu”

Kannyuu menggenggam liontin Hanasaki itu dengan erat. 

“Kemudian, anak laki-lakinya, Goushou, menjadi pemimpin di desa ini. Ia sangat membenci ‘Hanasaki’, memiliki reputasi yang baik, dan ia menganjurkan untuk membuat tembikar yang mewah dan mencolok. Kotanya menjadi kaya raya karena benda itu diperdagangkan dengan harga yang tinggi, tapi..... sebaliknya, seni Hanasaki itu menjadi usang dengan cepat dan tidak digunakan lagi. Saat ini, tak ada seorang pun yang bisa membuat bunga itu mekar”


Matahari mulai terbenam, dan pepohonan itu tertiup angin yang dingin. Kannyuu menatap desa Tou yang terbentang di kaki bukit. Asap yang mengepul dari desa itu mengalir dan tertiup angin. 

“Walaupun Goushou terlihat seperti itu, ia memiliki kemampuan yang luar biasa..... hanya saja, desa yang lebih memilih uang daripada seni ini sudah tak memiliki masa depan. Mungkin menyerah lebih awal dan meninggalkan desa ini adalah hal yang tepat, tapi saat aku memikirkan tuan Mashou yang akan segera kembali suatu hari nanti, aku tidak bisa meninggalkan desa ini”

Setelah mengatakannya sejauh ini, gadis itu meminta maaf karena telah menceritakan tentang dirinya dalam waktu yang lama. 

“Mataharinya sudah terbenam. Akan berbahaya untuk kembali melakukan perjalanan saat ini. Jika tak ada tempat penginapan, kalian bisa singgah di rumahku. Kamarnya juga tersedia”

Deidara menatap Sasori.

“Bagaimana, tuan?”

“Bagaimana kalau kita sewa penginapannya”, balas Sasori setelah berpikir sejenak. Hal ini sangat jarang terjadi pada Sasori yang sangat berhati-hati.

“Baiklah, mohon bantuannya, un”

“Iya”, lontar Kannyuu dengan senyum kecil di wajahnya.

.

to be continued 

Comments

Popular posts from this blog

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

Light Novel NARUTO Akatsuki Hiden Saki Midareru Aku no Hana (JUMP JBOOKS) Masashi Kishimoto, Shin Towada, 2015 Shueisha ―BUNGA KEJAHATAN YANG BERMEKARAN― PENGENALAN TOKOH Konan ― Shinobi dari Desa Amegakure Pein ― Shinobi dari Desa Amegakure Tobi ― Pria Bertopeng Zetsu ― Pria Misterius Uchiha Itachi ― Shinobi dari Desa Konohagakure Kakuzu ― Shinobi dari Desa Takigakure Sasori ― Shinobi dari Desa Sunagakure Hoshigaki Kisame ― Shinobi dari Desa Kirigakure Deidara ― Shinobi dari Desa Iwagakure Hidan ― Shinobi dari Desa Yugakure Uchiha Sasuke ― Shinobi dari Desa Konohagakure SINOPSIS Seorang anak lelaki yang ditemui oleh Uchiha Sasuke dalam sebuah perjalanan. Lalu, anak itu bercerita. Ia mengatakan bahwa keluarganya dibunuh oleh “Akatsuki”. “Akatsuki”― sekelompok orang luar biasa yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah yang mengapung. Mereka membunuh, merampok, dan membakar. Demi dirinya sendiri, demi orang terkasih, demi uang dan doa, demi seni, demi kedamaian, dan demi bunga yang m...

PROLOG ― AKHIR DARI BALAS DENDAM

狼の哭く日 HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012 Shueisha Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha) Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi. Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya. Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini  Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar Tak ada jalan menuju masa depan Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia . . . Hujan membasahi wajahku― Sejak kapan hujan itu turun? Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular. Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku? Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat sepert...

PROLOG 1

Sayap kegelapan menyembunyikan langit malam. Bintang-bintang itu berkelip dengan tenang.  Bulan perak yang ia amati dengan tenang menyelimutinya dengan lembut bagaikan buaian.  Namun, sinar rembulan itu terlalu enggan untuk menyinari kaki seseorang.  Ia memerlukan cahaya. Cahaya yang kuat untuk menerangi jalan yang harus ditempuh.  Kegelapan itu secara perlahan terusir ke ujung pegunungan di seberang lautan untuk memenuhi keinginan orang-orang seperti itu.  Bintang itu pergi, bulan itu bersembunyi, dan menyampaikan malam ini akan segera berakhir.  Cahaya permulaan― “Akatsuki”. Suatu ketika, cahaya itu mencoba membakar dunia Shinobi. . . . To be continued