Skip to main content

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 1.3

 Hal ini sudah dapat diperkirakan saat menemukan lebah beracun itu. Itachi yang menemukan pohon besar di dalam hutan memastikan lebah yang terbang di sekitar. Kisame menyeringai saat Itachi mengirimkan sinyal melalui mata padanya. 

“.....Kiiro! Itu mereka!”

Namun, entah lebah beracun yang terbang itu berperan untuk mengawasi atau bukan, Kodaka yang duduk di dasar pohon mengatakannya dengan suara lantang.

“Sepertinya sang kakak pengguna Raiton itu adalah pengguna lebah”

Kiiro melompat dari belakang pohon, lalu ia mencoba membuat segel dengan tergesa-gesa.

“Ouh, tak akan kubiarkan”


Kisame membidik tangan Kiiro yang membuat segel dengan Samehadanya.

“Tck!”

Meskipun hanya tersentuh sedikit, percikan darah berceceran dari tangannya dan pedang itu merenggut Chakranya. 

“Itu karena kemarin aku dibuat babak belur”

“Kiiro!”

“Berisik! Cepat bersiaplah! .....Suiton: Suidan no Jutsu!”

Kiiro kembali membuat segel dan melompat ke belakang untuk mengambil jarak, lalu menyemburkan air dari mulutnya menuju langit. Air yang jatuh bagai hujan sama seperti kemarin.  Tapi, kadar airnya jauh lebih sedikit dibanding kemarin. 

“Sial, apa boleh buat..... Kodaka, ayo kita lakukan! ‘Serangan kedua’ yang terakhir!”

“Ah, baiklah.....”

Mereka berdua membuat segel yang sama dengan kemarin malam. Teknik kerjasama itu. 

“Dia datang, Kisame”

“Aku tak akan termakan dua kali oleh teknik yang sama. Pertama-tama..... aku akan memulainya dengan pertarungan Suiton”

Kisame membuat segel untuk menentang Kiiro. 


Sementara itu, Itachi melihat Kodaka yang mencoba mengaktifkan Raitonnya. Cahaya berjumlah besar muncul di sekitar Kodaka. 

Itachi menatap cahaya itu dan mengalirkan kekuatan pada matanya. 

―Itu.....

Saat melakukannya, ada bayangan yang sedikit terlihat dalam beberapa cahaya itu. Ditambah lagi, saat melihatnya dengan seksama, ia dapat menangkap dengan jelas bahwa itu adalah lebah beracun. 

Selain itu, ia juga merasakan ada sesuatu yang menggeliat di dalam mantel Kodaka. Bukan hanya di dalam mantelnya, tapi diseluruh tubuhnya juga―

“Suiton: Dokusame”

Selagi melihat Kodaka, Kiiro merapalkan Jutsunya, lalu air yang menghitam itu mencoba menghalangi Kisame. 

“Suiton: Suikoudan no Jutsu!”

Kisame juga melepaskan Jutsunya untuk melawan. Kemudian, Suikoudan yang berbentuk ikan hiu itu memakan Dokusame miliknya. 

“Dokusame milikku.....!”

Hiu air yang menghitam karena menelan Dokusame itu menyerang Kiiro. 

“Gyahh!”


Serangan itu membuat tubuh Kiiro terbanting ke pohon. 

“Ki, Kiiro! .....Sial, Raiton: Kanden Bari-bari!”

Sambil mencemaskan adiknya, saat Kisame melepaskan jutsunya, Kodaka menggunakan Jutsu yang bermasalah itu dan mengincar celah sesaat yang dibuat oleh Kisame. 

Partikel cahaya yang telah dipancarkan itu berubah menjadi jarum tipis dan terbang ke arah Kisame sekaligus. 

Kali ini Itachi membuat segel, lalu menahan sesuatu yang naik ke atas dari perutnya dengan pipinya, kemudian membidiknya. 

“Suiton: Mizuame Nabara!”

Ia meremas banyak Chakra pada air itu, dan sesuai dengan namanya, Jutsu ini lengket seperti permen gula dan ia melepaskannya ke arah Raiton milik Kodaka. 

Sambaran petir Kodaka memiliki kemampuan membunuh yang rendah dari aslinya, lalu ia kehabisan Chakranya di tengah jalan tanpa menembus Mizuame Nabara milik Itachi. 

Mizuame milik Itachi jatuh ke tanah sambil mempertahankan daya rekatnya. Lebah beracun yang tidak bisa bergerak itu terperangkap di dalamnya. 

“Le..... lebahku.....”

Wajah Kodaka memucat pada Jutsunya yang berhasil dikalahkan. 

“Dokusame miliki adikmu adalah sebuah jebakan untuk menghalangi penglihatan. Begitu juga dengan Raitonmu yang menipu mata lawan. Kandidat utamanya adalah serangan lebah beracun yang didapat dengan kekuatan secepat kilat menggunakan kekuatanmu. Lalu, kau membentuk antibodi alergi lebah beracun pada lawanmu. Pertama, inilah yang disebut ‘Serangan pertama’ ”


Sambil menatap lebah yang terperangkap dalam Mizuame, Itachi menjelaskan trik Jutsu itu padanya. 

“Tapi, lawan terlebih dahulu mengira bahwa penyebab racun itu adalah Dokusame. Meskipun tidak mengira Dokusame itu penyebabnya, yang akan dicurigai berikutnya adalah Raiton no Jutsu. Sebagai hasilnya, tanpa menyadari keberadaan lebah beracun itu, kalian menembusnya dengan ‘Serangan kedua’, lalu kalian menyebabkan gejala terkejut dan kematian pada lawanmu..... begitu, ‘kan?”

Lebah yang meronta dengan lembut itu perlahan kehilangan kekuatannya. Wajah Kodaka menegang kala trik tersembunyinya berhasil dipecahkan oleh Itachi. 

“Kukira kau adalah pengguna Katon, ternyata Suiton ya”

“Ada orang yang menggunakan Jutsu ini di Konoha. Awalnya, ini adalah Jutsu untuk menghentikan lawan dengan menghamburkannya di permukaan tanah, tapi ini cara yang bagus untuk menangkap serangga”

Berwawasan dalam menganalisa informasi dengan tenang. Ini juga kelebihan dari Itachi. 

Dalam matanya, Itachi juga berhasil membaca bagaimana Jutsu Kodaka ini digunakan pada awalnya. 

Ini bukanlah Jutsu yang digunakan untuk berperang. 

“.....Ini bukan saatnya untuk gentar, dasar tidak berguna.....!”

Di sana, Kiiro muncul setelah menerima serangan Kisame. Entah karena serangan itu membuat organ dalamnya terserang, sambil berlumuran darah dari mulutnya, hal itu tak meruntuhkan semangatnya. 


“Jika berhasil mengalahkan mereka, nama kita akan terkenal di dunia Shinobi! Kodaka, jangan gentar, ayo kita tembakkan ‘Serangan kedua’ !”

“Kiiro! Ini sudah mustahil. Kita tak mungkin bisa mengalahkan mereka. Jutsu ini―”

Itachi berkata seolah mengambil alih ucapan Kodaka. 

“Jutsu untuk melarikan diri saat dalam bahaya, benar kan?”

Kodaka menutup erat matanya kala mendengar kalimat Itachi. 

“Berisik kau! Kodaka! Kita tak punya pilihan untuk lari saat tiba di tempat ini! Ayo habisi mereka dengan seluruh kekuatan kita!”

Apakah Kodaka akan menanggapi desakan adiknya, ataukah menyerah? Ia meletakkan tangannya pada mantel tebal itu dan melepaskannya. 

“Ini adalah.....”

Lebah beracun itu menggeliat erat pada permukaan tubuh Kodaka yang menampakkan dirinya, namun lebah beracun yang merasakan kejanggalan segera menjauhinya dan terbang dengan ganas.

“.....Tepat seperti yang kau katakan. Pada awalnya, kami adalah anggota klan yang hidup di peternakan lebah. Klan kami mencari nektar bunga, dan pergi berkelana bersama dengan musim. Tapi, melakukan perjalanan itu tak lepas dari bahaya. Untuk menjaga keamanan mereka, kami keluarga pasukan lebah telah menurunkan teknik rahasia ini. Sepertinya masih ada klan lain yang menggunakan lebah, tapi ini adalah teknik rahasia pasukan lebah yang diciptakan sendiri untuk pertahanan diri” 


Ini adalah tindakan untuk melindungi nyawa mereka sambil mematuhi lebah beracun yang ganas itu. Teknik rahasia ini bukan digunakan untuk mencuri. 

“Fuh..... ada yang mengatakan bahwa hal ini berhubungan dengan klan Aburame pengguna serangga. Tapi, teknik rahasia ini hanya diwariskan untuk satu anak saja. Lebah beracun ini hanya disampaikan pada anak sulung, dan untuk melindungi anak sulung itu, anak kedua dilatih untuk mengingat Ninjutsu”

Kiiro menatap lebah beracun itu dan mengatakannya dengan kesal. 

“Tapi jika begitu, mengapa kalian tak berada di dekat klan kalian? Jika itu adalah teknik yang diwariskan untuk anak sulung, maka tak ada penggantinya, ‘kan?”

Kiiro mengepalkan tinjunya pada keheranan Kisame.

“Madu yang klan kami dapatkan melalui bahaya juga memiliki kualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai obat-obatan! Tapi suatu ketika klan kami takut akan bahaya itu dan menghentikan perjalanannya, lalu menetap dan mendirikan desa.....”

“Klan kami telah membuang peternakan lebah itu”

Itachi segera memikirkannya setelah mendengar ucapan itu. Apa yang ditakutkan oleh para pencari keamanan itu?

“Klan kami yang telah melupakan ancaman itu menjadi takut dengan kekuatan pasukan lebah! Pasukan lebah yang telah melindungi klan kami selama beberapa generasi!!”


Kekuatan yang kuat itu dibenci. Pembicaraan mereka bukanlah hal yang sulit untuk dipahami bagi Itachi maupun Kisame. 

“Setelah orang tua kami tiada, aku yang dijuluki sebagai lebah beracun, dan Kiiro yang menguasai Ninjutsu menjadi semakin terpukul. Kami tidak bisa mendapatkan pekerjaan di desa. Kami masih memiliki banyak adik laki-laki di bawah kami. Kami harus menafkahi mereka.....”

Surat yang tadi ditemukan adalah surat yang ditujukan Kodaka untuk adik-adiknya. 

“Tepat pada saat itulah, Shinobi Kirigakure yang mendengar teknik rahasia kami datang ke tempat pengintai. Kami keluar dari desa dan menjalankan berbagai misi”

“Dunia Shinobi sangat beruntung.....! Mereka yang memiliki kekuatan akan diakui, mereka bisa melakukan apa saja dengan kekuatan itu! Hal ini sangat berbeda jauh dengan penduduk desa yang sampah”

Kodaka memurungkan wajahnya pada ucapan Kiiro. Kiiro tak menyadari ekspresi Kodaka yang seperti itu. 

“Omong kosongnya cukup sampai di sini, Kodaka, ayo kita habisi mereka!”

Apakah Kodaka memiliki tekad itu di sana? Dengan raut sedih, Kodaka melebarkan kedua tangannya. 

“.....Serang!”

Lebah yang terbang di sekitar itu berkumpul dan menjadi gumpalan besar, lalu menyerang Itachi. 


“Suiton: Mizuame Nabara!”

Sama seperti sebelumnya, ia menggunakan Mizuame Nabara itu dan mengarahkannya ke lebah, namun jumlah lebah beracunnya berbeda. Lebah yang menyelinap itu membidik Itachi dan Kisame. 

“Kisame, lakukan Suirou no Jutsu untuk sementara!”

“Aku benci pertahanan, tapi apa boleh buat ya..... Suirou no Jutsu!”

Mulanya, Suirou no Jutsu adalah Jutsu yang digunakan untuk menjebak lawan di dalam air. Tapi, Kisame menerapkannya pada dirinya sendiri. 

“Khu.....”

Dengan berani, lebah itu terjun ke dalam air, tapi lebah-lebah itu mati di tengah jalan tanpa bisa berenang di dalam air. Suirou yang menyelimuti seluruh tubuh Kisame tidak menerima serangan apa pun. 

Itachi memastikan hal itu dan melihatnya sekilas dari samping sambil melompat. 

Ia membuat segel Katon.

Awalnya akan lebih baik jika ia mengarahkannya pada Kodaka, tapi Itachi mengincar Kiiro yang menjerit “Cepat lakukan sesuatu!” pada Kodaka.

Ia tahu betapa menyakitkannya jika hal itu adalah persaudaraan. 

“Katon: Goukakyuu no Jutsu!”

Goukakyuu no Jutsu adalah teknik andalan klan Uchiha. Kobaran api itu menuju ke arah Kiiro. 


Kiiro yang tak menyadari dirinya sedang diincar, dengan ceroboh ia tertegun menatap api itu. 

“―! Kiiro!”

Kodaka melompat sebelum api itu sempat menghanguskan Kiiro. Tangan yang ia rentangkan sekuat tenaga mendorong tubuh Kiiro. 

“Gyaaaaaaaaaaaaaaa!!”

Api itu menyala-nyala. Tubuh Kodaka terbakar. 

“Ko, Kodaka.....”

Kiiro terduduk di tanah tanpa bisa berbuat apa-apa. 

Sosok Kodaka muncul saat seluruh kobaran api itu dihembuskan dan membakar pepohonan. 

Kulitnya terluka, dan tubuhnya mengeluarkan bau busuk dari daging yang terbakar. Meskipun begitu, ia masih dapat berdiri dengan kedua kakinya. 

“Apa lebah itu melindunginya?”

Bentuk wujudnya terbakar tanpa sisa, namun sepertinya lebah yang berada di samping Kodaka itu mencoba melindunginya. 

Kodaka memanggil lebah-lebah yang tersisa itu dengan kekuatan terakhirnya. 

Kisame masih terlindung oleh Suirou itu dan Kodaka tak dapat menggapainya. 

Bahkan Itachi pun masih belum terkena “Serangan pertama”. 


Mata Kodaka memancarkan tekad yang kuat saat datang ke tempat ini, dan ia menganggap tak ada kekalahan maupun kemenangan. Pasti ini adalah serangan terakhirnya. Itachi membuka matanya agar tidak melewati setiap gerakan itu. 

“.....Serang.....!”

Bersamaan dengan jeritannya, lebah beracun itu terbang ke langit dengan memikul tekad Kodaka. Itachi, atau Kisame. Jawabannya adalah tidak keduanya. 

“Eh, hah, oi, oi!”

Lebah beracun itu menuju ke arah Kiiro. Dan juga, menusuknya sekaligus. 

“Gyaaaaaaa!”

Kiiro merintih dan berguling karena rasa sakit yang luar biasa, namun lebah itu mengejar dan terus menusuknya berkali-kali tanpa ampun. 

“Apa maksudmu?”

Kisame membelalakkan matanya pada kondisi yang tak terduga ini. Kodaka duduk di tempat itu sambil melihat adiknya yang menderita dan tertawa keji. 

“Bagaimanapun kami berdua tak akan bisa mengalahkan kalian..... karena itu, aku, aku mengabulkan harapanku”

Harapan? Kodaka mengangguk mengiyakan pertanyaan Itachi. Seolah menyeret tubuhnya, ia mendekati Kiiro yang tidak bisa bergerak karena serangan lebah itu. 

“Sejujurnya, aku tak ingin menjadi Shinobi..... aku tak ingin membunuh orang lain..... meski diluapi oleh diskriminasi dan prasangka, meskipun miskin, aku ingin meneruskan peternakan lebah, dan jika tinggal bersama keluargaku, bagiku itu sudah cukup..... tapi Kiiro.....!”

Saat hampir berada didekat Kiiro, Kodaka mengeluarkan Kunainya. 

“Tapi Kiiro.....! Dia merenggut semua itu dariku.....! Kiiro memang membenciku, tapi aku telah membencinya lebih dari itu! Kau tidak bisa lari ke mana pun, bagaimanapun kau akan tetap mati di sini, kalau begitu akan kuhabisi dengan tanganku”

“Bersama dengan takdir lebah beracun yang terkutuk ini, akan kuakhiri pasukan lebah itu.....”

Kodaka menusuk tubuh Kiiro yang dihalangi lebah itu dengan Kunainya. 

“Kak..... Ko, daka.....”

“Tenanglah..... karena aku juga,  akan mati bersamamu.....”

Kodaka menusuk jantungnya sendiri dengan Kunai yang menusuk Kiiro. 

“Aku akan selalu menyayangimu..... dan juga adik-adikku yang lainnya.....”

Tubuhnya tumbang menimpa Kiiro. Seolah sedih telah kehilangan tuannya, lebah beracun itu terus merangkak di atas kulit mereka.

“.....Tak ada cara yang dapat mengatasi kasih sayang yang berubah menjadi kebencian, jadi inilah yang dinamakan saudara ya”

Kisame menggumamkan hal itu saat terbebas dari Suirou no Jutsunya. Entah mengapa kalimat yang ditujukan pada dua bersaudara pasukan lebah itu juga menusuk hati Itachi. 

Apakah tidak ada cara lain?

Orang lain akan dengan mudah mengatakan hal itu, ‘kan?

Tapi, hanya ada sedikit pilihan bagi orang-orang yang telah terdesak. 

“.....Jika kita terus berada di tempat ini, ada kemungkinan kita juga akan tertusuk oleh lebah beracun yang bergejolak itu. Ayo pergi”

“Baiklah”

Ia menatap mereka berdua yang tak berdaya, dan membalikkan tubuhnya dengan tenang. 

Yang terbesit dibenaknya adalah adiknya, sosok Uchiha Sasuke.

Apakah tempat yang mencapai akhir dari kebencian adalah jalan yang benar-benar terlukis di benak Itachi?

Tapi, ia segera mengelak pikiran itu. 

Sasuke adalah anak yang baik hati. Kepolosannya yang mengejutkan itu akan segera mewarnai sosok yang berharga dalam hidupnya. 

Hal itu akan menciptakan kelemahan dalam pikiran dan memadamkan ambisi. 

Begitu hitam, hitam, hitam pekat, dan akan terlukis dengan kegalapan yang disebut dengan kebencian. 

Dunia yang terus berperang, darah Uchiha yang mudah terapapar dengan nafsu keinginan, demi bertahan hidup, satu-satunya cara adalah dengan mendapatkan kekuatan mata yang tak tertandingi oleh siapa pun. 


―Sasuke.

Ia sudah sangat siap untuk menyerahkan segalanya pada Sasuke dan mati dihadapannya. Selanjutnya, Itachi hanya perlu menunggunya muncul dihadapannya saja. 

Jika ia harus menyesalinya, hanya ada satu hal. 

Ia harus mati seperti Kodaka tanpa mengutarakan perasaan apa pun yang sebenarnya. 

―Aku akan selalu menyayangimu..... dan juga adik-adikku yang lainnya.....

Entah Kiiro mendengar ucapan itu atau tidak. Tapi, itu adalah perasaan yang berhasil ia ungkapkan pada dunia ini. 

Bagi Itachi yang selama ini hanya bisa memendamnya seorang diri, ia merasa iri padanya. 

Pada saat terakhir nanti, hal apa yang akan dirinya bicarakan? Ia juga belum mengetahuinya sampai saat kematiannya tiba. 

.

To be continued

Comments

Popular posts from this blog

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

Light Novel NARUTO Akatsuki Hiden Saki Midareru Aku no Hana (JUMP JBOOKS) Masashi Kishimoto, Shin Towada, 2015 Shueisha ―BUNGA KEJAHATAN YANG BERMEKARAN― PENGENALAN TOKOH Konan ― Shinobi dari Desa Amegakure Pein ― Shinobi dari Desa Amegakure Tobi ― Pria Bertopeng Zetsu ― Pria Misterius Uchiha Itachi ― Shinobi dari Desa Konohagakure Kakuzu ― Shinobi dari Desa Takigakure Sasori ― Shinobi dari Desa Sunagakure Hoshigaki Kisame ― Shinobi dari Desa Kirigakure Deidara ― Shinobi dari Desa Iwagakure Hidan ― Shinobi dari Desa Yugakure Uchiha Sasuke ― Shinobi dari Desa Konohagakure SINOPSIS Seorang anak lelaki yang ditemui oleh Uchiha Sasuke dalam sebuah perjalanan. Lalu, anak itu bercerita. Ia mengatakan bahwa keluarganya dibunuh oleh “Akatsuki”. “Akatsuki”― sekelompok orang luar biasa yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah yang mengapung. Mereka membunuh, merampok, dan membakar. Demi dirinya sendiri, demi orang terkasih, demi uang dan doa, demi seni, demi kedamaian, dan demi bunga yang m...

PROLOG ― AKHIR DARI BALAS DENDAM

狼の哭く日 HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012 Shueisha Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha) Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi. Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya. Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini  Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar Tak ada jalan menuju masa depan Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia . . . Hujan membasahi wajahku― Sejak kapan hujan itu turun? Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular. Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku? Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat sepert...

PROLOG 1

Sayap kegelapan menyembunyikan langit malam. Bintang-bintang itu berkelip dengan tenang.  Bulan perak yang ia amati dengan tenang menyelimutinya dengan lembut bagaikan buaian.  Namun, sinar rembulan itu terlalu enggan untuk menyinari kaki seseorang.  Ia memerlukan cahaya. Cahaya yang kuat untuk menerangi jalan yang harus ditempuh.  Kegelapan itu secara perlahan terusir ke ujung pegunungan di seberang lautan untuk memenuhi keinginan orang-orang seperti itu.  Bintang itu pergi, bulan itu bersembunyi, dan menyampaikan malam ini akan segera berakhir.  Cahaya permulaan― “Akatsuki”. Suatu ketika, cahaya itu mencoba membakar dunia Shinobi. . . . To be continued