Pagi berikutnya. Saat matahari terbit sepenuhnya, Itachi meninggalkan gua bersama Kisame.
“Ya ampun, racun ini benar-benar keras kepala”
Kisame mengatakan hal itu, tapi racun yang akan memakan waktu lama untuk pulih jika seorang Shinobi biasa, nampaknya Shinobi itu akan hancur jika berhadapan dengan “Samehada” yang memiliki sejumlah Chakra luar biasa dan dapat mengubah kekuatan orang lain menjadi miliknya sendiri.
“Apa kita akan mencari kakak beradik itu? Ini akan merepotkan jika mereka berdua membawa pulang informasi tempat ini ke Kirigakure”
Saat mereka berdua melompat, mereka berlari melalui hutan dengan ranting pohon sebagai pijakannya.
“Kupikir adiknya masih belum pulih saat ini karena terkena Tsukuyomi milikmu, Itachi”
Lalu, Itachi menggelengkan kepalanya.
“Tidak..... ada situasi di mana dia akan pulih tanpa kekuatan mental yang kuat dan Ninjutsu medis yang baik”
“Jadi?”
Itachi menjawab rasa keingintahuan Kisame.
“Sesuatu yang disebut sebagai ‘Kasih sayang’ ”
“ ‘Kasih sayang’, ya..... tidak kusangka aku mendengar kalimat itu dari orang yang berhati dingin sepertimu. Aku tak berpikir bahwa ada sesuatu yang mudah untuk diubah”
“Dampak emosi pada seseorang sangatlah besar. Tsukuyomi adalah kerusakan mental yang disebabkan oleh Genjutsu. Jika seseorang dapat menghubungkan jiwanya, pemulihan bukanlah hal yang tidak mungkin”
Hal itu tak akan bekerja tanpa kasih sayang dan keinginan yang kuat untuk menyelamatkan orang lain.
“Begitu ya”, gumam Kisame seolah mengingatnya setelah mendengar kalimat itu.
“Apa itu berarti bahwa seorang kakak bisa melakukan hal itu?”
“Aku tidak bisa mengatakan bahwa itu tidak memungkinkan. Ini bukanlah pembicaraan yang pasti. Itu karena Tsukuyomi bukanlah Jutsu yang mudah. Hanya saja, kita tak akan tahu bagaimana hasilnya sampai Jutsu itu berakhir”
Kisame menertawakan jawaban Itachi.
“Kau sendiri yang mengatakan bahwa itu memungkinkan, lalu kau sendiri yang mengelak kemungkinan itu, pemikiranmu sangat rumit seperti biasanya”
“Ngomong-ngomong”, Kisame melanjutkan.
“Saat pertama kali kita bertemu, kau mengatakan bahwa kita tak akan tahu orang seperti apa kita sampai kematian menjemput. Itu artinya, saat ini kita bahkan tidak bisa memahami diri kita sendiri. Dan juga, bahkan karena tidak memahami diri sendiri, tidak mungkin kita bisa memahami orang lain..... apa kau bermaksud mengatakan hal itu, Itachi?”
“Entahlah”
“Khu khu..... Kau ini benar-benar dingin”
Sambil mengatakan hal itu, sepertinya Kisame terlihat senang di suatu tempat. Jika dipikir-pikir, tampaknya Kisame membuat Itachi terlihat baik (maksudnya adalah Kisame tidak berlebihan mengklaim bahwa dirinya selalu benar, dan ia juga memuji orang yang tepat) sejak pertama kali bertemu. Bagi Kisame yang bertugas pada misi khusus untuk membunuh rekan sesama di Kirigakure, dan Itachi yang menuntaskan pembantaian klannya, mungkinkah ini adalah keberadaan yang membuat Kisame merasakan persahabatan diluar “Akatsuki”?
Seseorang hanya akan saling memahami bila memiliki rasa sakit yang sama.
Jika saja Kisame memahami perasaan Itachi tanpa kekacauan, akankan Kisame menyesali tangan rekannya yang berlumuran darah, dan menanggung luka yang sangat dalam di hatinya?
Tidak, Itachi membantahnya.
Setelah berpikir, pada akhirnya ia tak mengerti. Kisame memiliki jalan yang telah ia lalui. Sangat angkuh untuk membicarakan itu seolah memahaminya.
Lalu, tenyata Kisame dan Itachi memang berbeda.
Tidak seperti Itachi yang berjalan menuju kematian untuk menjadi landasan Uchiha pada Konoha dalam bayangan, ia menginginkan keberadaan yang menegaskan bahwa dirinya adalah seorang pria bernama Hoshigaki Kisame, dan ia juga pernah mengharapkan saat di mana cahaya itu ada sambil menanggung bayangan pembunuhan saudara.
Tapi, ia juga sangat memahami bahwa hal itu tak mungkin terjadi di dunia ini.
Lalu, ke manakah ia akan melaju? Apakah ia berniat melangkahkan kakinya ke area yang berbeda dari dunia ini? Apakah “Akatsuki” memiliki hal itu?
Pada akhirnya, itu juga hanyalah khayalan semata. Semuanya tak akan tahu sebelum kematian itu tiba.
Menemukan dua bersaudara itu saat ini dan menghabisinya merupakan misi Itachi sebagai “Akatsuki”.
Jika Itachi tidak mendapatkan kepercayaan dalam jumlah tertentu dari “Akatsuki”, maka ia tidak bisa memperoleh informasi tentang “Akatsuki” lebih jauh lagi. Agar “Akatsuki” tidak menyentuh Konoha, Itachi harus menjadi salah satu pion yang mudah digunakan.
Saudara, terdapat gema yang menyedihkan dalam kata itu bagi Itachi.
“.....Tunggu”
Itachi yang melangkah maju sambil menjelajahi sekitar dengan Sharingannya, tiba-tiba berhenti karena ada sesuatu yang mengaburkan pandangannya.
“Apa kau menemukan mereka?”
“Tidak, bukan itu”
Itachi menghapus jejaknya agar tidak terangsang lalu mengejarnya. Kisame yang mengikutinya dengan cermat seolah meniru dan juga menyadarinya.
“Lebah, ya?”
Benar, yang terbang di hadapan Itachi adalah seekor lebah. Lebah beracun. Dan bukan hanya itu.
“Terdapat Koyori (Tali yang terbuat dari kertas yang dipilin) berwarna putih di kakinya”
Terdapat kertas Koyori tipis di kaki lebah itu.
“Saat mencari sarang lebah beracun jenis ini, mereka mencium bau bangkai dan menempelkan Koyori ketika lebah beracun itu sedang menyembelih daging”
Ini adalah cara yang kuno.
“Setelah itu, apa itu berarti mereka mengejar lebah beracun yang kembali ke sarang dengan mengandalkan Koyori? Tapi, apa tujuannya?”
“Ada berbagai hal, seperti memusnahkan sarang lebah yang merampok manusia, atau untuk memakan lebah itu beserta larvanya”
“Ngomong-ngomong, anak lebah kan memiliki protein yang tinggi”
Memastikan persediaan pangan selama misi adalah tugas yang penting bagi seorang Shinobi. Makanan darurat selalu tersedia, tapi tidak jarang juga membelinya secara lokal. Dalam kasus tertentu, serangga juga dijadikan sebagai bahan makanan. Seorang Shinobi juga memiliki pengetahuannya masing-masing tentang serangga yang dapat dimakan.
“Jika memakannya, aku lebih suka kepiting dan udang”
“Cita rasa adalah prioritas kedua”
“Kau menyukai nasi kepal berisi Konbu (Kubis), ‘kan?”
“Aku tak peduli akan hal itu untuk saat ini”
Lebah beracun itu terus bergerak maju.
Rentang aktivitas lebah ini sekitar 3 atau 9 kilometer di sekitar sarang. Dan lebah itu telah bergerak sejauh 9 atau 27 kilometer.
Ada satu hal yang mengingatkannya pada kejanggalan ini. Kemarin malam, saat Kisame diserang, sesuatu itu terguling di lumpur.
Itu adalah lebah beracun yang sama.
“..........”
Itachi mengeluarkan Kunainya, lalu ia mempercepat langkahnya sekaligus agar tidak dicurigai lebah itu. Kemudian, ia menatapnya dengan cermat dan memotong Koyori yang paling dekat dengan lebah itu.
Seolah terkejut karena kehilangan keseimbangannya, lebah itu berputar terbalik, tapi lebah itu terbang lurus kembali.
“..........”
Itachi melebarkan Koyori yang terpotong itu dengan hati-hati. Ukurannya sebesar telapak tangan.
“Kosong, ini.....”
Sepintas memang terlihat seperti kertas biasa, tapi ia merasakan sedikit Chakra.
“Itachi, boleh kupinjam sebentar?”
Saat menyerahkannya pada Kisame, ia memegang kertas itu dengan ibu jarinya dan mengalirkan Chakra.
“!”
Kemudian, huruf itu muncul di atas kertas.
“.....Dulu, aku pernah melakukan pengawasan pada bagian kode..... Aku melihat Kunoichi yang berada di sana menggunakan kertas khusus seperti ini”
Huruf yang mengapung itu menjadi kata-kata. Lalu, kata-kata itu membentuk kalimat.
“..........”
Apa yang tertulis di sana adalah― perasaan untuk keluarganya.
Sudah berapa lama ya sejak aku meninggalkan desa untuk kalian?
Mungkin saja ini menjadi surat yang terakhir.
Jagalah diri dan kesehatan kalian.
Walaupun terpisah jauh, aku akan selalu memperhatikan kalian.
“.....Sepertinya ini adalah surat yang ditujukan untuk keluarganya”
Kisame mengatakan apa yang terjadi. Lalu, Itachi menatap ke arah di mana lebah itu menghilang.
“Ada sebuah klan pengguna serangga di Konoha yang bernama klan Aburame”
“Klan Aburame..... aku pernah mendengarnya. Sebuah klan yang meminjamkan tubuhnya pada serangga saat lahir, yang dapat dengan bebas mengendalikan serangga dengan memberikan Chakra mereka sendiri”
Itachi mengangguk mengiyakan.
“Ini berbeda dengan serangga yang digunakan oleh klan Aburame, tapi lebah beracun itu juga mendengarkan perintah tuannya, dan seolah terbang untuk menyerahkan surat itu pada keluarganya. Lalu kemarin malam, aku melihat lebah itu mati di dalam lumpur”
“Lebah?”
Waktu aktivitas lebah itu terutama adalah pada siang hari. Mereka lebih banyak beristirahat di sangkarnya pada malam hari. Karena itulah ini mencurigakan.
“Mungkin saja kakak beradik itulah yang mengendalikan lebah beracun ini seperti klan Aburame”
Kisame meletakkan tangan di dagunya dan memperlihatkan sikap berpikir pada dugaan Itachi.
“Ngomong-ngomong, gejala racun itu mirip seperti saat aku tersengat lebah. Kalau begitu, ‘Serangan pertama’ itu berarti.....”
“Jika manusia tersengat lebah, mereka mungkin memiliki antibodi alergi lebah dalam tubuhnya. Orang yang memiliki banyak antibodi ini, saat tersengat lebah untuk kedua kalinya, ada saat di mana gejala serius berkembang di dalam tubuhnya”
Yang dimaksud dengan “Serangan pertama” itu kemungkinan adalah sebuah serangan untuk menimbulkan antibodi itu pada tubuh lawan.
Lalu, saat Kiiro menjerit “Serangan kedua yang terakhir”, itu artinya―
“Jika kau tersengat lebah beracun milik mereka sekali lagi, ini bisa menyebabkan kematian”
Kisame tertawa pada ucapan Itachi.
“Maksudmu, aku hanya perlu menghindari serangan lebah itu, ‘kan? Berdampingan dengan kematian sudah menjadi keseharianku”
Sudah kuduga ia akan mengatakan hal itu. Seperti itulah Shinobi. Itachi juga tersenyum kecil, lalu, dari arah di mana lebah itu menghilang, kali ini Itachi mengalihkan pandangannya ke arah di mana lebah itu terbang pada mulanya. Seharusnya kakak beradik itu berada di sana.
Itachi meremas surat kakak beradik yang ditujukan untuk keluarganya itu.
“Ayo kita pergi”
“Iya”
―Padahal akan lebih baik jika ia segera membawa adiknya pergi dari sini tanpa harus mengirim surat seperti ini.
Comments
Post a Comment