Pantulan dunia.
Kehidupan bumi yang bergema.
Perasaan ini memberitahuku akan keberadaan orang lain, akan manisnya keberuntungan dan pahitnya kemalangan yang menghidupi mereka.
Harumnya aroma kehidupan, dan hubungan antara individu dengan dunia.
Penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa, dan penciuman.
Kelima panca indra ini memberitahunya bahwa ia hidup di dunia ini.
Lalu salah satunya, kekuatan langka pada indra penglihatan, Sharingan yang hinggap pada klan Uchiha, mungkin kami terlahir untuk terhubung dengan dunia ini lebih dalam lagi.
Tapi, hubungan yang kuat itu tidaklah abadi.
Mata yang mampu menembus benda yang terlihat dan tak terlihat ini akan kehilangan kekuatannya secara bertahap, menjauhkanmu dari dunia ini, lalu pada akhirnya akan tertutup. Membuatnya akan kehilangan penglihatanmu.
Dicintai dan dikhianati oleh sebuah ikatan. Sebuah klan yang dipermainkan oleh ikatan, mungkinkah, itu adalah Uchiha?
Apakah dirinya juga berada di dalam ikatan itu?
“..........”
Gua yang ditempati untuk bertahan dari embun malam. Seorang pria keluar dari sana.
Dalam dinginnya angin malam, rambut hitam itu berkibar bersamaan dengan jubah awan merah.
Bertentangan dengan jubah ini, di langit itu tak ada satu pun awan, melainkan bulan.
Sepasang mata yang menangkap cahaya bulan itu adalah Sharingan.
Sambil tetap memandangi bulan, pria itu menyetuh dahinya sendiri dengan perlahan. Pengikat kepala, sebagai bukti dari Shinobi. Yang terukir di sana adalah simbol desa Konohagakure. Tapi, bukan hanya itu. Bekas goresan yang melintang pada simbol Konoha itu menandakan bukti bahwa ia adalah Ninja pelarian.
Uchiha Itachi.
Pria yang disanjung sebagai sosok genius dari klan Uchiha yang terhormat, saat ini dikenal sebagai seorang pemberontak yang menghabisi klannya sendiri.
Tapi, meskipun Itachi telah memutuskan segala ikatannya, ada satu hal yang tidak bisa ia putuskan.
Ia memiliki seorang adik laki-laki. Seorang adik yang sangat terluka seperti Konoha yang terbagi menjadi dua.
Ia teringat di saat malam bulan seperti ini. Demi menghentikan kudeta, malam di mana darah Uchiha itu berlumuran.
Itachi dan Sasuke, hubungan yang diikat oleh kasih sayang saudara, saat ini telah berubah menjadi ikatan kebencian Sasuke terhadap Itachi, dan terjalin dengan cara yang rumit. Itulah perlakuan Itachi. Tanpa mengatakan apa pun, tanpa memberitahu apa pun.
Kali ini, muncul sosok pria lain dibenaknya.
Dia adalah sosok yang dikagumi Itachi sebagai seorang kakak dari klan yang sama, Uchiha Shisui.
Saat itu, ia juga bertarung setengah mati untuk menghentikan kudeta klan Uchiha, dan lenyap.
―.....Yang bisa kuandalkan hanyalah kau, sahabatku. Lindungilah..... desa ini..... dan nama Uchiha untukku.....
Memikirkan Konoha, memikirkan Uchiha, Shisui lenyap dalam bayangan tanpa memunculkan dirinya sedikit pun. Cara hidupnya adalah jalan Shinobi yang sesungguhnya. Itachi juga menganggap bahwa ia seperti dirinya. Menanggung dosa, dicap dengan nama buruk, bagi Itachi ini adalah hal yang sederhana seperti mengenakan jubah “Akatsuki” ini.
Jika Sasuke terus melihat kakaknya berbuat dosa, maka ia tak akan ragu untuk membunuh Itachi. Jika tidak seperti itu, maka akan menyusahkan.
Itachi tahu betapa menyakitkannya membunuh orang yang ia cintai lebih dari siapa pun.
Saat Sasuke membunuh Itachi, ia ingin Sasuke membunuhnya tanpa merasakan kesedihan apa pun. Itachi memimpikan di mana hari itu akan tiba.
Tapi, untuk sampai ketahap akhir akan memakan waktu.
Itachi memejamkan kelopak matanya untuk menghalangi sinar rembulan.
Mata ini masih menumpahkan darah manusia. Benar, mulai saat ini juga―
“Itachi, apa kau tidak bisa tidur?”
Terdengar suara yang memanggilnya dari belakang. Saat berbalik, ia mendapati pria bertubuh besar dengan pedang besar Samehada di punggungnya, mantan Shinobi tujuh pendekar pedang yang pernah disebut sebagai monster dari Kirigakure, Hoshigaki Kisame, ia berdiri di sana. Ia adalah pasangan Itachi di “Akatsuki”.
“Kau keluar diam-diam begitu, kupikir kau akan meninggalkan ‘Akatsuki’ ”
Kalimat yang tidak bisa dibedakan antara lelucon atau sungguhan. Kisame tersenyum saat Itachi menyipitkan matanya.
“Jangan menatapku seperti itu. Maaf karena telah mengganggu waktumu, tapi tim dua orang dalam ‘Akatsuki’ memiliki tujuan untuk saling memantau. Karena kita tidak tahu kapan dan siapa yang akan berkhianat. Seperti Orochimaru”
“……….”
Orochimaru adalah pria kelahiran Konoha sama seperti Itachi, dan disebut sebagai tiga Shinobi legendaris bersama Jiraiya dan Tsunade.
Seorang pria keji yang menggunakan segala cara untuk memenuhi keinginannya, dan “Akatsuki” adalah salah satu cara baginya. Saat terdaftar di “Akatsuki”, ia mengincar bakat alami yang berada di dalam tubuh Itachi.
Tapi, ia memutuskan bahwa dirinya tidak mampu bersaing dengan Itachi dengan cara apa pun, lalu meninggalkan “Akatsuki”.
Saat itu, Sasori si pengguna Kugutsu yang berpasangan dengannya, nampaknya ia sangat terpukul dengan kepergian Orochimaru.
“Jika dipikir-pikir, aku bangga bisa bekerja sama denganmu. Bagaimanapun, kau adalah si jenius Uchiha. Karena saat kau mengkhianati ‘Akatsuki’, aku diberikan peran besar untuk menghabisi si jenius itu”
Tanpa menjawab apa pun, Itachi mengembalikan pandangannya ke bulan.
“Apa kau sengaja kemari hanya untuk mengatakan hal itu?”
“Fufu..... baiklah aku mengerti. Tentu saja aku kemari bukan untuk mengatakan hal yang tidak berguna”
Kisame juga memandangi bulan itu. Ia menjulurkan tangannya ke arah “Samehada” yang ada dipunggungnya.
“Kalau begitu, yang mana ya.....!”
Bersamaan dengan ucapannya, bulan yang bersinar terang menjadi kabur. Bukan awan yang menghalangi sinar rembulan itu. Tiba-tiba, sebuah kabut tebal menghampiri, dan Kisame yang berada di dekatnya bahkan menjadi tak terlihat.
“.....Sepertinya, itu mirip denganku!”
―Ninpou, Kirigakure no Jutsu.
Itu adalah Jutsu yang banyak digunakan di desa Kirigakure, Suiton no Jutsu.
Kunai itu terbang dari belakang tubuh Kisame secara bersamaan saat ia berniat untuk mengambil Samehadanya. Kisame mengayunkan Samehada itu tanpa beban dan menjatuhkan semua Kunainya.
Tapi, sebuah bayangan muncul dari dalam kabut saat Kisame menyadari Kunai itu.
“Kisame, dia adalah Ninja pengejar dari Kirigakure!”
Shinobi yang menunjukkan dirinya itu mengenakan topeng dengan simbol Kirigakure. Ia datang untuk mengincar Kisame yang merupakan Ninja pelarian.
Ninja pengejar itu membuat segel dengan cepat tanpa membuat Kisame sempat merespon ucapan Itachi.
“Suiton: Suidan no Jutsu!”
Air yang dikeluarkan dari mulutnya menghantam tubuh Kisame saat Ninja itu mencondongakan tubuhnya ke depan dengan kuat. Ninja pengejar itu semakin bertambah dan merapalkan Jutsu.
“Suirou no Jutsu!”
Suidan no Jutsu yang menyerang tubuh Kisame semakin besar, mengelilingi tubuhnya dan menjadi lingkaran. Ninja pengejar yang pertama itu menghasilkan air dengan Suidan no Jutsu, lalu yang seorang lagi menggunakan air itu untuk membuat sangkar air yang tidak bisa dihindari.
“Yosh, kita akan membawa Kisame dengan keadaan seperti ini!”
Yang mereka incar hanyalah Kisame seorang. Mereka berniat mengambil dirinya.
“Apa kau orang baru? Kalian terlalu meremehkanku”
Kisame tertawa tanpa rasa takut di dalam jebakan air itu.
“Kisame, jangan terlalu berlebihan”
“Itu tergantung pada lawanku”
Kisame menjawab peringatan Itachi padanya lalu membuat segel.
“A, apa.....!?”
Kisame menelan air yang ada di dalam Jutsu itu.
―Suiton: Bakusuishouha!
Saat Kisame merapalkan Jutsu itu, ia mengeluarkan sejumlah air yang tak tertandingi dengan Suirou no Mizu dari mulutnya.
“Jangan bercanda! Itu adalah Suirou yang tidak mungkin bisa dihancurkan.....!?”
Ninja pengejar yang mengaktifkan Suirou no Jutsu itu meletakkan kedua tangannya dengan tergesa-gesa dan berniat untuk menahan Kisame.
Tapi, air itu meningkat dan mengalir tanpa henti, dan Suirou yang tertindas dari dalam meletus seperti balon air.
“.....Apa kau berhasil menyelesaikannya sebelum menarik perhatian orang lain?”
Kisame yang berhasil terbebas membunyikan lehernya dan menyiapkan pedang Samehadanya.
“Baiklah, kalau begitu bagaimana jika giliranku yang menyerangnya”
Kisame melepaskan Suirou no Jutsu itu dan mendekati Ninja pengejar yang telah kehilangan keseimbangannya.
“Uwaaaaa!!”
“Gyaa!”
Pedang besar “Samehada” itu memukul bagian tengah perutnya dengan penuh kesenangan sambil menikmati sentuhan yang menyakitkan. Saat daging di perut para Ninja pengejar itu tercabik dan berlumuran darah, “Samehada” itu memakan Chakranya dengan sungguh-sungguh dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk Kisame.
“Khu”
Sambil menangkap pemandangan seorang temannya yang terbang dan rapuh seperti daun kering, seorang Ninja pengejar yang tersisa itu membuat segel.
“Kau membuat segel sebelum kematian rekanmu. Ninja pengejar memang hebat. Tapi, berkatnya keuntungan lainnya ada dipihakku”
Air itu meluas seperti danau disekeliling Kisame.
“Akan kumulai..... Suiton: Suikoudan no Jutsu!”
Air itu membenamkan Ninja pelarian sebelum mereka sempat untuk membuat dinding pelindung air.
“Gyaaaaaaa!”
Ninja pengejar itu diterbangkan, termakan dan ditelan oleh hiu air
“Rekan sesama negara, aku tahu apa yang kalian rencanakan”
Kabut tebal yang menyelimuti sekitar kembali cerah, dan cahaya rembulan bersinar kembali. Kisame mengembalikan “Samehada” itu di belakang punggungnya.
“.....!?”
Tapi di sana, Itachi merasakan Chakra yang berbeda.
“Kisame, ini tim empat orang!”
Segera setelah memberikan instruksi, dua orang pria lainnya melompat keluar dari rerumputan.
“Tadi kau berkata bahwa keuntungan lainnya berada dipihakmu, ‘kan!? Aku sebagai tuan Kiiro, akan kugunakan kembali kalimat itu!”
Berbeda dengan Ninja pengejar sebelumnya, pria yang menyebut dirinya sebagai tuan Kiiro itu tak mengenakan topeng. Jangankan hal itu, bahkan ia juga tak mengenakan pengikat kepala sebagai tanda dari seorang Shinobi.
Tapi, ia berkata dengan mulut besar dan mencoba memperlihatkan segel rumit itu dalam seketika. Teknik yang hebat akan segera tiba.
“Suiton: Suiryuudan no Jutsu!!”
Naga air itu muncul dari bawah kaki Kisame dalam menanggapi jeritan Kiiro. Ini adalah Chakra dengan keterampilan tingkat tinggi.
“Khu!”
Ia bahkan tidak sempat membuat segel dan mengambil “Samehada” itu dari punggungnya. Tubuh Kisame terjepit di dalam naga air itu.
“Kai!”
Tapi, sebelum membuatnya terluka fatal, Kiiro melepaskan Jutsu itu. Naga yang berupa gumpalan air itu meletus ke udara, seperti hujan yang turun membasahi bumi.
“Kodaka! Ayo kita lakukan!”
Orang terakhir, seorang pria bernama Kodaka itu sepertinya telah membuat segel di bawah mantel tebal miliknya.
Cahaya kecil yang tak terhitung menari di sekitar. Kiiro juga membuat segel baru.
“Ayo kita serang yang benar! Suiton: Dokusame!”
Saat Kiiro merapalkan Jutsunya, air yang mengalir deras seperti hujan itu berubah menjadi hitam dan melekat di tubuh Kisame. Hujan hitam itu menutupi mata sehingga kehilangan penglihatannya.
“Baiklah.....! Raiton: Kanden Baribari!”
Saat Kodaka merapalkan Jutsunya, partikel cahaya itu memanjang seperti jarum. Benda itu terbang dan menikam Kisame sekaligus.
Masing-masing dari banyaknya jumlah benda tipis dan kecil itu membuatnya kesakitan seperti tertusuk jarum.
“..........!”
Tapi, Kisame menekan kulitnya.
“Ini.....”
Saat ia perhatikan, beberapa daerah yang tertusuk itu membengkak. Bukan hanya itu, mati rasa juga menyebar dari titik bengkaknya, lalu Kisame berlutut tanpa sengaja.
“Hyaaha! Monster Kirigakure itu berakhir sampai di sini!”
Mereka tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Kiiro menarik pedangnya dan mengincar leher Kisame.
“.....Kau lengah, Kisame”
Itachi menghentikan pedang itu menggunakan Kunainya dengan mudah.
“Apa.....”
“Aku akan menggunakan teknik yang tak dikenal”
Itachi menendang perut Kiiro yang berbohong dengan telapak kakinya.
“Ohok!”
“Kiiro!”
Kodaka menangkap tubuh Kiiro yang terlempar dengan tendangan itu, lalu melompat mundur untuk berjaga jarak.
“Maafkan aku, Itachi. Sepertinya aku terkena racun. Mereka membuat racun itu dengan Suiton, lalu menyerang tubuhku dengan Raitonnya.....”
Pergerakan Kisame terhambat dengan racun dan mati rasa ditubuhnya, lalu ia menarik “Samehada” itu dengan tangannya yang bengkak.
“Apa boleh buat, aku akan mengikisnya”
Kisame meletakkan “Samehada” itu tanpa keraguan di hadapan dirinya. Kemudian, ia mengikisnya dengan dalam pada area terdampak.
“Di, dia, mengikis dagingnya sendiri.....”
“Apa yang kau takuti, Kodaka!”
Melihat Kisame yang mengikis seluruh dagingnya membuat Kiiro berteriak pada Kodaka yang menggetarkan suaranya.
“Kau selalu saja begitu, dasar pengecut! Kita akan membunuhnya!”
“Kiiro, tapi! ‘Serangan pertama’ berhasil ditembakkan. Lalu, Sharingan itu..... akan berbahaya jika Uchiha Itachi sampai ikut bergabung. Kita akan mundur dari sini untuk sementara!”
“Diamlah! Aku akan menghabisinya juga dan menjadi terkenal! Terakhir, ‘Serangan kedua’, ayo kita mulai, Kodaka!”
Tanpa mendengar larangannya, Kiiro mulai membentuk segel.
Itachi memejamkan matanya dengan tenang dan mengalirkan kekuatan pada bola matanya.
“Kekayaan dan ketenaran dihadapanku segalanya akan memudar, dan..... lenyap”
―Mangekyou Sharingan, Genjutsu “Tsukuyomi”.
―.....!? Apa, di, di mana ini.....
Tiba-tiba dunia ini berada di dalam kegelapan. Di dalamnya hanya ada Itachi dan Kiiro. Ia terseret di dalam dunia “Tsukuyomi”.
―Apa maksudnya, apa yang kau lakukan padaku!
Kiiro dibiarkan berdiri di tepi danau dengan kedua tangan dan kakinya yang terikat.
―48 jam dari sekarang, kau akan terus tenggelam.
“Apa yang kau katakan!”, teriaknya pada Itachi. Ia mendorong punggung Kiiro.
―Apa.....!!
BLUB.
Tubuh Kiiro jatuh ke danau dengan suara air.
“Aaaaaa.....!”
“Kiiro!?”
Diselimuti keheningan secara tiba-tiba, Kiiro tersungkur ke tanah berlumpur dan tidak bisa berkata-kata. Nafasnya tak beraturan, dan Kodaka mengguncang tubuhnya yang berkeringat dengan tergesa-gesa.
“Aa, aaa!”
Kiiro yang tersiksa selama 48 jam dalam sekejap merentangkan tangannya seolah mencari pertolongan.
“Sepertinya hidupmu akan berakhir”
Kisame tertawa melihat Kiiro yang terperangkap dalam Tsukuyomi. Itachi mengambil Kunainya dan bersiap untuk mengakhiri hidup mereka berdua dengan sungguhan.
“Kiiro!”
Kodaka menjerit kencang memanggil namanya dan mengambil tangannya yang terentang ke langit seolah mencari udara. Ia menggenggam erat tangan Kiiro dan memanggil namanya sekali lagi.
“Bertahanlah, Kiiro!”
Langkah Itachi terhenti pada kesungguhan itu.
“Ka..... kak.....”
Kiiro memanggilnya dengan suara yang serak seolah merespon jeritan Kodaka.
“Tolong, aku....., kak, Kodaka.....”
Seperti anak kecil yang ketakutan, suara yang menyayat itu membuat Itachi terkejut.
“.....Khu”
Dalam jeritan kesakitan itu, Kodaka menggendongnya di pundaknya dan menghilang seperti melarikan diri.
“.....Ya ampun, padahal baru saja rasa sakit dan mati rasanya menghilang”
Kisame meletakkan pedangnya di tanah dan bangkit perlahan.
“Sepertinya mereka adalah kakak beradik. Tetap saja, itu Jutsu yang aneh”
“.....Bukankah itu Jutsu dari Kirigakure?”
“Ini pertama kalinya aku melihat gabungan dari teknik Suiton dan Raiton. Lagipula mereka tidak mengenakan topeng dan ikat kepala Ninja pengejar, haruskah aku berpikir bahwa mereka adalah Shinobi yang dipekerjakan oleh Kirigakure.....”
Yah, aku juga bangkit seadanya setelah meninggalkan Kirigakure, ucap Kisame melanjutkan dan mengangkat bahunya.
“Menghalangi tubuhnya dengan racun yang terbuat dari Suiton, lalu menembakkan racun itu dengan Raiton..... teknik gabungan yang sangat langka. Sepertinya aku masih memerlukan waktu sedikit lagi agar racun ini menghilang sepenuhnya”
Kisame melihat air hitam yang mungkin mengandung racun di bawah kakinya. Tapi, Itachi tidak setuju dengan pendapatnya.
“Titik bengkaknya tidak banyak, padahal kau terkena banyak cahaya”
“Itu karena benda itu seperti jarum dan tak ada serangan yang berarti. Ada banyak hal yang mungkin tidak cukup untuk melukai tubuhku”
“..........”
Itachi menjatuhkan pandangannya pada permukaan air hitam itu.
“Itachi?”
Itachi mengalihkan pandangannya untuk mengabaikan Kisame yang memiringkan kepalanya. Ia menemukan target di rumput itu dan melempar Kunainya dengan cepat.
“.....Tikus?”
Yang tertangkap oleh Kunai itu adalah tikus liar yang bergerak melalui rerumputan.
“Apakah ini jebakan musuh?”
“Tidak, kau salah”
Meski bagian punggungnya terluka, Itachi mengambil tikus yang masih hidup itu, lalu menjatuhkannya ke dalam air hitam. Seolah terkejut, tikus itu meronta di dalam air dan meloloskan diri saat menjadi tikus basah.
Kisame yang melihatnya seolah menyadari sesuatu dan menatap Itachi.
“Tikus yang tadi, seharusnya air hitam itu masuk ke dalam lukanya, tapi tak ada gejala apa pun”
Racun yang diterima Kisame memiliki efek langsung. Kalau begitu, seharusnya tikus itu juga mengeluarkan gejala yang sama.
“Jutsu kombinasi itu, mungkin saja mereka tidak menaruh racun pada Suitonnya. Racun itu pasti berada pada Raitonnya”
Itachi mengingat ucapan mereka.
Kodaka si pengguna Raiton itu mengatakan bahwa ia telah menembakkan “Serangan pertama” nya. Lalu, Kiiro menjerit bahwa “Serangan kedua” adalah yang “Terakhir”. Sepertinya ada rahasia yang tersembunyi di sana.
“.....Kisame, sebaiknya saat ini kita istirahat sejenak. Aku menjebak pria bernama Kiiro itu dengan Tsukuyomi, tapi keterampilan Jutsunya buruk. Jika dia pulih, maka dia akan kembali mengincarmu”
“Berikutnya akan kuhabisi”
“Keyakinan tanpa bukti akan menimbulkan kelalaian. Sama seperti yang baru saja kau lakukan”
Kisame tertawa saat kalimat itu menunjukkan dirinya yang terkena racun dan berlutut.
“Untuk orang yang minim bicara sepertimu, ternyata perselisihanmu kuat juga ya”
“Aku tak bermaksud untuk bertengkar”
Sambil menjawabnya dengan terus terang, Itachi mengalihkan pandangannya dari air hitam itu menuju area sekitar yang berlumpur akibat Suiton.
“..........”
Mata Itachi menangkap sesuatu yang ada di sana.
―Ini.....
“Bagaimana kalau kita kejar dua bersaudara itu sekarang?”
Kisame menanyakan hal seperti itu pada Itachi yang terdiam.
“Mereka pasti tidak jauh dari sini. Kita akan segera menemukannya”
Itachi juga sependapat dengannya.
Selama Kiiro terjebak dalam Genjutsu itu, mereka pasti bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari sini dan memerika keadannya.
―Kak Kodaka, tolong aku.....
Dan lebih dari itu, jika mereka adalah saudara, seorang kakak pasti tak akan tenang saat adiknya meminta pertolongan. Jika Itachi menggunakan Sharingannya, maka ia dapat menemukan mereka tanpa memakan banyak waktu.
“..........”
Tapi, Itachi menginjak sesuatu yang terjatuh di tepi lumpur, lalu berjalan menuju gua bertengger itu.
“Kau tak akan bisa bertarung sepenuhnya dengan kondisimu seperti itu”
“Ini tidak seberapa”
“Kupikir saat itu kaulah yang mengatakan untuk berhati-hati pada kanibalisme”
“........!”
Itu adalah saat di mana pertama kalinya ia bertemu dengan Kisame.
Saat itu Kisame bercerita tentang anak ikan hiu yang baru saja menetas dari telur memakan temannya satu sama lain, lalu ia memperingatkan Itachi yang menjadi pasangannya di “Akatsuki” untuk waspada terhadapnya. Jika Itachi lalai, maka ia akan membunuhnya.
Karena itulah Itachi berani mengutip kalimat itu saat ini.
Itachi juga mengatakan padanya bahwa jika ia bertarung dengan kondisi yang buruk dan lemah, mungkin saja dirinya yang akan menjadi mangsa dari Sharingan miliknya.
“.....Khu khu. Ternyata perselisihanmu itu kuat sekali ya”
Kisame mengatakan itu padanya, dan mengikuti langkah Itachi.
Air Suiton itu terserap ke dalam tanah dengan lembut bersama dengan air hitam.
Bulannya menuju ke langit barat secara perlahan.
Di belakang pohon besar itu, yang terdengar hanyalah dengungan serangga dan erangan adiknya.
Ia menggenggam tangan adiknya yang berkeringat dan terus mengirimkan Chakranya agar terhubung dan menemukan jiwa adiknya yang hancur.
“Kiiro.....”
Akankah ia akan tetap kehilangan kesadarannya saat fajar tiba? Ia memikirkan situasi terburuk dibenaknya dan Chakra Kodaka terganggu.
“.....Bertahanlah, aku ini seorang kakak, ‘kan”
Sambil menegur dirinya sendiri dan menunggu pemulihan Kiiro, tiba-tiba, “Kodaka.....?”, ucap Kiiro yang memanggil dirinya.
“Kiiro! Apa kau sudah sadar!”
Kiiro mengerutkan dahinya pada jeritan itu dan membuka kelopak matanya perlahan.
“Me, ngapa, kau menggenggam tanganku..... ini menjijikan!”
Bersama kebangkitannya, Kiiro menjabat tangan kakaknya.
“Sial.....”
Kiiro terbangun sambil mengelus dahinya, lalu bertanya “Bagaimana dengan Kisame, apa kau berhasil membunuhnya?”
“Ah, tidak..... setelah itu, aku mundur untuk sementara.....”
Kiiro menaikkan matanya pada jawaban Kodaka.
“Apa yang kau lakukan!”
“Uh!”
Tinjunya menghantam Kodaka. Hal itu membuat Kodaka kehilangan keseimbangannya dan ia terjatuh dari belakang pohon.
Saat Kiiro berniat melayangkan tinjunya sekali lagi, dengungan serangga itu semakin kencang.
“Cih”
Kiiro menurunkan tinjunya dan menatap kakaknya dengan kesal.
“Ki, Kii.....”
Wajah adiknya dipenuhi oleh amarah dan kebencian.
“Apanya yang disebut sebagai teknik rahasia yang diwariskan pada satu anaknya saja..... Bukan berarti kau bisa seenaknya karena terlahir sebagai seorang kakak.....! Jika saja aku yang terlahir lebih dulu, Jutsu itu pasti akan menjadi milikku! Dengan begitu, aku bisa membunuhnya dengan mudah!”
“Kiiro..... awalnya, Jutsu ini bukan dipakai untuk membunuh orang lain.....”
“Berisik! Kalau saja Jutsu itu tidak ada, aku tidak punya urusan apa pun denganmu tahu!”
Segera setelah ia menjerit, tubuh Kiiro bergetar. Meskipun kesadarannya telah kembali, kelelahan mental yang disebabkan Tsukuyomi itu sangat parah. Bukan hal aneh jika Jutsu yang mengakhirinya dalam sekejap itu merenggut segala kepribadian dan ingatannya.
“Ki, Kiiro, istirahatlah.....”
“Jangan menyentuhku!”
Kiiro menyingkirkan tangan Kodaka yang berniat menopang tubuhnya.
Kodaka memurungkan ekspresinya kala melihat tangan adiknya yang menempel di pohon dan sulit bernafas.
“Hei, ayo kita sudahi saja hal ini. Kita sudah melaksanakan tugas sebagai pengintai dari Kirigakure untuk menghasilkan uang, tapi bukankah itu sudah cukup.....? Setelah ini kita akan kembali ke desa dan hidup dengan tenang bersama mereka”
“Diamlah!!”
Kiiro menjerit seolah menghadang ucapan Kodaka.
“Mana mungkin aku bisa hidup bersama sampah seperti mereka yang tinggal di satu tempat, yang meninggalkan perjalanan, dan membuang tradisinya! Apa kau lupa akan hal itu! Mereka semua berniat membuang kita! Mengapa kau tidak geram! Bencilah! Dendamlah!”
Mata Kiiro berbinar.
“Kita akan terkenal dan menunjukkannya pada mereka..... untuk itulah, bukankah itu hal yang tepat bagi mereka!”
Mantan Shinobi tujuh pendekar pedang, seorang monster dari Kirigakure, Hoshigaki Kisame.
Si jenius dari klan Uchiha pewaris Sharingan, Uchiha Itachi.
Mereka adalah salah seorang anggota “Akatsuki” yang diatur secara Internasional. Jika berhasil mengalahkan mereka berdua, dua bersaudara itu akan menjadi pahlawan dalam sekejap.
“Aku berhasil menembakkan ‘Serangan pertama’ pada Hoshigaki Kisame! Kalau Uchiha Itachi, intinya adalah tidak melihat matanya, ‘kan? Berikutnya tak akan seperti ini lagi”
“.....Kiiro.....”
“Kita akan mengincar mereka setelah aku pulih. Mengerti kan, menyedihkan sekali!”
Setelah mengatakan hal itu, Kiiro kembali berbaring di belakang pohon.
Kiiro memandangi langit sambil mendengar dengungan serangga. Sinar rembulan semakin redup dan mulai menerangi langit di sebelah timur. Ia meletakkan tangan di wajahnya yang dipukuli oleh Kiiro, lalu menggigit bibirnya dengan erat.
“Maafkan aku..... Oomitsu, Komitsu.....”
Comments
Post a Comment