Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 3.10

Kebangkitan yang disebabkan oleh rasa sakit. Merasakan hidup yang disebabkan oleh rasa sakit.  “Uh.....” Kannyuu bangkit dan memegang kepalanya. Di bawah punggungnya, terdapat tumpukan ranting dan dedaunan yang mungkin diterbangkan dari hutan kecil di sekitar rumah. Sepertinya, ranting dan dedaunan ini menyerap tubrukan itu untuknya.  “.....Tck, karyanya!” Hal pertama yang ia pikirikan adalah tembikar-tembikar pada tungku itu. Kannyuu mencari tungku itu sementara pemandangan sekitarnya telah berubah.  “I, itu.....” Saat ia menemukan asap yang mengepul dan mendekat seolah menyeret tubuhnya yang berat, ia mendapati tungku yang telah dihancurkan. Semua tembikar yang berada di dalamnya juga pecah. Kannyuu duduk di tempat itu.  “..........?” Namun, ia melihat bahwa pecahan-pecahan tembikar itu putih bersinar. Pola yang terukir di sana juga terlihat. Kannyuu merobek pakaian yang ia kenakan dan melilitkannya di kedua tangannya, lalu memungut serpihan panas dari dalam tungku...

CHAPTER 3.9

Kota yang makmur sebagai desa seni itu, kini hanyalah sebuah tumpukan puing.  Sementara api itu membara di sana-sini, terbentuk sebuah rongga besar dan dalam yang sangat mencolok di tempat yang disebut sebagai kediaman Toujin.  Itu bukanlah rongga yang terbentuk karena ledakan.  “.....Besar sekali ya, un” Setelah mendaratkan naganya pada rongga itu, Deidara berkeliling melihat sekitar. Di bawah tanah kediaman Toujin itu, terdapat tambang tanah liat raksasa.  Sepertinya agar Goushou dapat melarikan diri dari kobaran api itu, ia berniat mengungsi ke tempat ini.  “Akhirnya aku menemukannya, un!” Terdapat tanah liat di tempat yang terpisah jauh dari daratan.  Deidara mengambil tanah liat itu, membiarkan tangannya melahapnya dan memastikannya. Chakra itu diremas dengan cepat dan ketegangannya membangkitkan inspirasi. Tanah liat ini benar-benar berkualitas tinggi.  Namun, setelah melihat tambang itu lagi, Deidara kehilangan energinya. “Hei, tuan. Bukankah ta...

CHAPTER 3.8

Cahaya lentera yang terbuat dari tembikar itu menerangi kota dengan tenang. Mereka tiba di kediaman Toujin, di mana jalur ubin keramik bersinar menanggapi cahaya itu. Deidara yang berdiri di depan gerbang mewah itu tertawa menyeringai. Akhirnya ia dapat melakukan aktivitas seninya dengan bebas.  “Ayo kita mulai, seni adalah ledakan!” Sesuatu yang melompat dari tangannya adalah tanah liat peledak berbentuk burung kecil yang indah. Burung-burung itu melompat dan terjun ke gerbang sekaligus.  ―KATS!! Burung kecil itu meledak dan menerbangkan gerbang itu berkeping-keping. Seni orang lain disublimasikan menjadi keindahan sesasat dengan kekuatan seninya.  “Inilah seni yang sesungguhnya..... un!” “A, apa itu!?” Dengan segera para pengawal kediaman itu bergegas. Sepertinya ia mempekerjakan Shinobi karena memiliki uang.  “Brengsek, siapa kalian!” Penjaga yang menemukan Deidara dan yang lainnya melompat dengan Kunai di tangannya.  “Fuh” Kemudian, benang Chakra yang sangat...

CHAPTER 3.7

Rumah Kanyuu yang terletak di belakang tungku cukup luas untuk ditinggali seorang diri, dan ia memberikan masing-masing kamar untuk Deidara dan Sasori.  Jika dipikir-pikir, beberapa hari terakhir setelah menghancurkan kota karena misi dari “Akatsuki”, mereka terus bergerak di udara tanpa istirahat yang cukup. Meski di kamar ini hanya terdapat meja kecil dan kasur yang sederhana, namun cukup untuk melepas lelah. Sementara menanggalkan jubahnya dan berbaring di tempat tidur dengan pakaian ringan, Deidara menyatukan kedua tangannya dan menggosoknya ringan. Ia juga tak mampu membuat konsep ledakan yang baru. Mungkin Sasori juga sedang memperbaiki “Kugutsu” miliknya. Ia juga memerlukan perawatan untuk tubuhnya sendiri.  “Ng? Aroma yang aneh..... un?” Deidara bangun setelah menyadari terdapat aroma yang seolah menusuk hidungnya. Saat melihat ke luar, di sana terlihat asap yang mengepul dari tungku itu. Sepertinya, aroma itu berasal dari sana. Kannyuu berada di depan tungku itu, dan ...