Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2020

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 3.2

 “.....Hee― tak kusangka seramai ini, un!” Sudah empat hari berlalu setelah mereka meninggalkan kota yang hancur. Mengikuti perkataan Sasori yang mengatakan bahwa sebaiknya menghindari kontak dengan desa Sunagakure, setelah terbang melintasi negara sungai dengan hutan lebat, akhirnya kami masuk ke negara angin.  Desa Tou tempat kami tiba terletak di lembah yang dikelilingi oleh perbukitan. Desa Sunagakure yang terletak di negara angin memiliki citra gurun yang kuat, tapi di sini banyak kawasan hijau dan air yang berlimpah.   Skalanya lebih seperti kota daripada disebut desa. Deidara yang seenaknya membayangkan bahwa tempat ini adalah tempat terpencil dengan sedikit orang, kini tampak bersemangat.  Terdapat banyak cerobong asap di kota itu, dan asap mengepul di mana-mana.  “Tuan Sasori, apa itu?” “Itu adalah asap tungku yang membakar tembikar. Di sini, api itu menyala di tungku pembakaran siang dan malam” “Begitu ya―..... Ng? Tuan, lalu yang itu apa?” Kali i...

CHAPTER 3 ー KEMILAU YANG TAMPAK

Keindahan abadi, keindahan sesaat, dan keindahan terbaik dari setiap kisah.  Bahkan mereka mempersembahkan tubuhnya sendiri demi hal itu.  Itu adalah― kombinasi seni.  “Aku ingin tanah liat berkualitas tinggi..... un” Sebuah “Dataran” dengan asap di mana-mana.  Di tempat di mana kota ini ada beberapa jam yang lalu, suara itu cukup nyaring untuk berbicara seorang diri.  Ia adalah Deidara, sosok dengan rambut emas yang dikuncir dengan posisi tinggi, orang yang menghancurkan kota ini, dan menatap tas yang menggantung di pinggangnya dengan mata biru.  Awalnya, ia adalah seorang Shinobi Iwagakure yang berasal dari pasukan peledak, meninggalkan desanya, berpartisipasi dalam molekul anti-negara dan menyebabkan ledakan teroris yang ditemukan oleh “Akatsuki”, dan saat ini ia adalah salah satu anggotanya.  Hari ini ia juga diperintahkan oleh organisasi itu dan menghancurkan sebuah kota.  Deidara sangat ahli dalam melakukan sabotase berskala besar.  “.....

CHAPTER 2.4

Matahari terbenam, dan hutan itu diselimuti kegelapan tanpa dilalui sinar rembulan.  Hidan yang sedang duduk di ranting dengan batang pohon sebagai sandarannya untuk beristirahat, tiba-tiba mendengar suara yang memanggilnya.  “Ng.....? Ada apa ini.....” Saat ia mengusap matanya dan baru saja berniat menguap lebar, Kakuzu melompat ke pohon tempat Hidan berada, lalu menahan mulutnya.  “Umg!” “Lihatlah” Bukan saatnya untuk itu, namun ia mengalihkan pandangannya ke tempat yang ditunjuk Kakuzu dan menyadarinya. Ada beberapa cahaya. Sepertinya ada seseorang. Jika mendengarnya dengan seksama, suara mereka juga terdengar.  “Pasti ada sesuatu yang terjadi sampai membuatnya belum kembali selarut ini.....” “Kau tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti itu. Ayo kita cari bersama” “Benar. Lalu, sebenarnya ada apa di ‘Tougenkyou’ ini?” Hidan menyingkirkan tangan Kakuzu, dan melihat keadaan mereka sekali lagi. Mereka membawa obor di tangannya dan sepertinya se...

CHAPTER 2.3

“.....Di sini” Hohozuki berkata dan menunjuk tebing.  Jika melihat ke bawah dari atas tebing, sungai yang mengalir di dasar terlihat jelas. Pasti sungai itu memakan waktu berbulan-bulan untuk mengikis tebing ini.  Angin bertiup kencang melalui lembah, dan terkadang, air di dasar terbing itu terbawa ke hutan. “.....Mana mungkin ada desa di tempat seperti ini!” “Anu, anu, benar-benar ada!”, ucap Hohozuki pada Hidan yang berteriak tanpa sengaja.  Setelah memperlihatkan pangsit lumpur miliknya pada Hidan dan Kakuzu, ia melemparnya ke tepi laut di seberang tebing dengan sekuat tenaga.  “Apa yang kau lakukan?” Saat mengamati pangsit lumpur yang kecil itu dengan seksama, pangsit lumpur itu tidak menabrak dinding yang ada di sana.    “Ng, menghilang.....?” Begitu pangsit lumpurnya tiba di seberang pantai, wujudnya menghilang dan tak terlihat.  “Chih, Genjutsu ya.....” Entah memahami situasinya, Kakuzu menatapnya dengan tajam.  “Oi oi, Kakuzu, apa maksudny...

CHAPTER 2.2

 “Ngomong-ngomong, pembantaian adalah semboyan ajaran Jashin. ‘Dikau, bunuhlah tetanggamu’ ‘Saat mengenai pipi kanannya, ambillah jantung kirinya’ dan ucapan khas lainnya adalah.....” Setelah pola khusus yang berada di seluruh tubuhnya menghilang dan mengakhiri doa panjangnya yang sia-sia, Hidan mulai mengajarkan ajaran Jashin pada Hohozuki yang mengamati ritualnya dengan tatapan yang sungguh-sungguh.  “Anu, rupanya pembantaian itulah yang menjadi keselamatan sebenarnya, ya. Tapi, apakah kekuatan diperlukan saat melakukan pembantaian itu?” “Benar. Jika kita yang terbunuh, kita tak akan bisa meneruskan ajaran Jashin yang agung ini ke penjuru dunia. Untuk membuat ajaran ini tetap abadi, diciptakan atas banyak pengorbanan dari para penganut adalah alasan keabadianku” Sudah lama ia tak berbicara tentang doktrin ajaran Jashin. Semangatnya membara saat membicarakannya. Tapi, sebaliknya ada seorang pria yang tidak tertarik dengan pembicaraan mereka.  “.....Aku sudah bosan menden...