Tanpa sepengetahuanku, musik festival itu sudah tak terdengar. Kami berdua menuruni pegunungan, lalu menyusuri gerbang terakhir. Saat berjalan sedikit menuju laut senja, kakek nahkoda yang menyeberangiku kemari sedang tertidur di atas kapal. Angin laut melintasi pohon pinus. Saat aku berniat untuk memanggilnya, Kina menarik ujung pakaianku. “Sasuke.....”, ucapnya dengan suara yang lemah. “Aku, tak akan pergi” “........” “Bagaimanapun..... hal ini terasa aneh”, seolah mengatakannya pada diri sendiri, Kina melanjutkan ucapannya. “Hal ini terasa seperti ada lubang besar yang terbuka di benakku..... aku seperti melupakan sesuatu yang berharga” “Hal yang kau lupakan adalah”, entah bagaimana, aku melontarkan kebohongan yang menjerat lidahku. “Hal yang tak perlu kau ingat” “Tapi, jika apa yang dikatakan Sendou Jiryuu itu benar, di mana pedang penyegel milik Orochimaru itu?” “Pedangnya menjadi asap dan lenyap saat kau menebas Rouen itu” “Aku bahkan tidak bisa menyemburka...