Skip to main content

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

CHAPTER 4.4

Saat tiba di Rengyoudou, hal pertama yang Reishi lakukan adalah meletakkan Kina di kamarnya, lalu setelah itu ia keluar di antara papan kayu. 
Meskipun wajahnya tampak kelelahan, namun kelembutan yang seperti biasanya telah kembali. 

“Ini”, ucapnya lalu memberiku obat mata itu. 
“Akhirnya selesai..... ah, tunggu sebentar!”
Tanpa mendengar Reishi berhenti, aku meneteskan obat mata itu. 
“Sakit kepala, mual, penglihatan kabur, dan penglihatan buruk dapat terjadi dalam kasus yang jarang, untuk itu, berhati-hatilah saat menggunakannya..... baru saja aku ingin memberitahumu hal ini”
Dengan segera, mataku terasa sejuk dari dalam, rasa sakit dan kebisingannya berhenti. 
“Hal yang belum kupahami adalah.....”, sambil mengusap mata, aku memotong ucapanku. 
“Mengapa Kina menghisap Chakra orang lain”
Sebelum membuka mulutnya, Reishi menatapku. 
“Tidak, seharusnya, kau sudah mengerti”, kami berdua saling berhadapan. 
“Apa yang kau katakan, itu memang benar, aku sudah memahami sebagian besar situasinya. Mengapa Kina menghisap Chakra orang lain..... ia sama sekali tak terlihat menguasai Ninjutsu semacam itu. Tampaknya, ia juga tak dididik sebagai seorang pembunuh. Itu artinya..... apa ada sesuatu yang tersegel di dalam tubuhnya?”
“Benar”

“Kalau begitu, ini tidak masuk akal”
“Tidak ada tanda segel pada tubuh Kina..... ‘kan?”
“Pertama kali aku melihat Kina adalah saat malam kebakaran itu..... Saat itu, tubuhnya bertelanjang dada”
“Kemarilah”
Aku mengikuti Reishi, lalu masuk ke kamar Kina. Ia terlelap dengan tenang di atas kasur. Reishi berjongkok di samping bantalnya, lalu menyibak rambut Kina. 
“Begitu rupanya.....”, dengan ini aku memahaminya. “Tanda segel itu berada di atas kepalanya, ya”
“Aku sudah menceritakan tentang ayahku yang melepas segel Rouen itu, ‘kan?”, Reishi menghapus keringat Kina di dahinya dengan lembut. “Rouen itu selalu disegel di dalam kuil Kodon. Saat itu, ayahku yang melepas segel mengendalikan Rouen seutuhnya dengan Saigenjutsu: Korou Tsuushin. Kemudian, Rouen itu berada dalam pengaruh hipnotis seutuhnya”
Aku hanya diam dan mendengar ceritanya. 
“Ayahku hanya, Aobiko itu..... tidak, ayahku hanya ingin memperingatkan penduduk desa yang telah menganggap Aobiko itu sebagai pertahanan diri serba guna” sambil menyisir poni Kina, Reishi melanjutkan kalimatnya.

“Saat itu, senjata yang menggunakan Aobiko hanyalah Kozutsu dan Nagazutsu. Jidama juga ada, tapi ayahku mengetahui lokasi benda itu ditanamkan. Jika musuh hanya menggunakan Kozutsu dan Nagazutsu, seharusnya Korou Tsuushin tak akan mudah dihancurkan”
“Selain itu, mereka memiliki senjata yang tidak terduga, ya?”
“Klan Kumanoi mengembangkan Oozutsu secara diam-diam. Oozutsu menggunakan bubuk Aobiko puluhan kali lipat lebih banyak dari Kozutsu, sehingga mampu menembakkan kerikil seperti batu. Para garnisun telah menjadikan Rouen sebagai bahan percobaan senjata baru. Hasilnya.....”
“Saigenjutsu itu hancur, lalu monsternya mengamuk, ya”
“Ayah dan Ibuku yang sudah kehabisan Chakra mengulangi Korou Tsuushin pada Rouen itu, dengan segala upaya, mereka mencoba untuk menyegelnya di kuil Kodon. Tapi..... pada akhirnya, sebagai pengganti nyawa keduanya, mereka hanya bisa menyegel Rouen itu di tubuh Kina”
“Rouen itu..... hidup di dalam tubuh Kina?”
“Di dalam klan kami, ada sebuah teknik segel untuk menyegel Rouen yang disebut Rouen Kodon”
Reishi memandang wajah Kina yang sedang terlelap, ia mengusap wajah adiknya dengan penuh kasih sayang, dan bercerita dengan tenang―

Pada zaman kuno, Rouen menampakkan dirinya di Sanrou dan melakukan kejahatan. Monster itu hidup selama 1000 tahun dan disebut sebagai Korou yang memiliki kekuatan gaib. Alasan mengapa ia tidak diklarifikasi sebagai Bijuu, itu karena Rouen tidak memiliki kecerdasan dan hanya memiliki insting. Monster itu menghisap Chakra manusia dengan ketamakannya, ia adalah monster yang tak terkalahkan. 
Para leluhurku menyegelnya di kuil Kodon. 
Pada hari itu, sepuluh tahun yang lalu, Rouen yang sedang mengamuk itu hampir disegel ke dalam tubuhku. 
Saat itu usiaku masih 10 tahun. 
Aku masih mengingat bagaimana rasa panas yang seperti membakar tubuhku. 
Aku juga ingat bagaimana wajah putus asa ayah yang menerapkan Jutsu itu padaku. 
Pada akhirnya, tubuhku tidak bisa menerimanya. Saat aku sadar, kedua orang tuaku sudah.....
Kina menangis.
Tanda segel itu tersemat pada kepala Kina yang belum memiliki rambut karena masih bayi. 
Darah yang mengalir dalam klan Kodon, orang tuaku memberitahuku arti dari tanda segel itu. Benar, sebelum tiada, orang tuaku memberikan Rouen Kodon itu padaku.

Untuk menyegel kembali Rouen di kuil Kodon, aku harus melepaskannya sekali lagi pada tubuh Kina. 
Saat Rouen itu terlepas sementara waktu, aku memukulkan Rouen Kodon itu pada area vital yang berada di punggungnya. 
Hanya inilah satu-satunya cara yang tersisa. 
Tapi, tumbuh sebuah tentakel kuat yang dapat menyerap Chakra manusia pada punggung Rouen itu. Itu digunakan untuk melindungi area vitalnya. 
Saat aku mencoba kembali untuk menyegel Rouen yang sedang mengamuk itu, ayahku menerapkan Kodon Tsuushin untuk menghentikan pergerakan tentakelnya, lalu membiarkan ibuku untuk memukul Rouen Kodon itu padanya. 
Tanpa Oozutsu milik Kumanoi pun..... seharusnya berjalan dengan baik. 
Oozutsu itulah yang menyebabkan Jutsu milik Rouen terlepas. Rouen Kodon itu belum sepenuhnya diterapkan karena ibuku ditangkap oleh tentakel itu. 
Lalu, ibuku mati. 
Ayahku tidak lagi mampu menyegel Rouen itu di kuil seorang diri. 
Untungnya, karena ibuku gagal menerapkan Rouen Kodon itu, pergerakan monsternya jadi melambat. 
Jika tidak begitu, mungkin ayahku tak akan mampu menyegel Rouen itu ke dalam tubuh Kina. 

Apakah kau mengerti?
Dengan kekuatanku sendiri, sebelum memukulkan Rouen Kodon itu pada area vitalnya, aku akan diserang oleh tentakelnya. 
Bukan hanya itu.
Saat ini, Chakra Rouen dan Chakra Kina dalam keadaan terhubung. Benar, seperti sirup glukosa. 
Jika melepaskan Rouen, maka Chakra Kina akan diambil oleh monster itu. 
5 menit..... tidak, karena Kina memiliki cukup energi, mungkin ia akan bertahan sampai 10 menit. Setidaknya, aku harus menerapkan Fuuin Jutsu: Rouen Kodon itu dalam waktu 10 menit, dan jika hubungan Kina dengan Rouen terputus, maka Kina akan mati. 
Tak ada lagi yang bisa kulakukan. 
Aku terus memeluk Kina, dan berhasil bertahan hidup sampai saat ini. 
Kina yang keluar dari rumah pada tengah malam adalah hal yang terjadi baru-baru ini. 
Pada suatu hari, ia berterus terang padaku sambil menangis. Bahwa sepertinya, dirinya telah membunuh seseorang. Ia berkata bahwa saat dirinya sadar, terdapat mayat yang mengering. 
Aku tidak pandai membuntuti sesuatu. Karena itulah, aku menaruh aroma Shougun Shachuu itu pada topengnya, lalu membiarkan serangga itu mengejarnya. 

Aku memasukkannya ke dalam plastik, lalu membawa pergi bubuk aroma ini. Aku mengenakan aroma ini pada topeng elang milik Kina tanpa sepengetahuannya. Aku merancang obat herbal itu dan memperkuat aromanya. 
Karena itulah, aku hanya perlu mengikuti cahaya serangga-serangga itu. 
Kina memang telah membunuh orang lain. Bagaikan pasien yang tidur berjalan, ia menyadari hal itu setelah tersadar. 
Sasuke, sama seperti apa yang kau pikirkan saat ini, yang membuat Kina melakukan hal ini adalah monster Rouen yang berada di dalam tubuhnya. 
Tapi, bagaimana caranya aku menjelaskan hal ini pada penduduk desa? Aku tidak bisa memutarbalikkan fakta bahwa Kina telah membunuh orang lain. Lalu, jika mereka mengetahui bahwa monster itu hidup di dalam tubuhnya, Kina pasti akan dibunuh. 
Dan, jika Kina mati, monster itu akan lepas. Monster itu akan mencari Chakra dan menghancurkan desa. 
Saat di mana Kina merenggut nyawa orang lain adalah ketika ia merasakan amarah yang teramat sangat pada siang hari. 
Saat dilecehkan oleh penduduk desa, dan saat mereka melukaiku. 

Pada saat itu, sepertinya ada celah di dalam tubuh Kina. Hal itu membuat Rouen menembus celah dan mengendalikan dirinya. 
Suatu hari, ayah berkata padaku. Bubuk Aobiko akan melenyapkan Shinobi dari sejarah, jika Shinobi tidak lagi dibutuhkan, maka latihan untuk menjadi seorang Shinobi juga tidak lagi diperlukan, itu adalah salah satu jalan yang hebat, dan diartikan sebagai kematian roh yang agung, sebab, latihan untuk menjadi Shinobi bukan hanya fisik, tetapi juga melatih jiwamu. 
Rouen yang memanfaatkan Kina, bukan hanya masalah Kina saja. Itu karena, perlahan hati kami semua menjadi lemah―
“Sebelumnya, kau bertanya padaku, ’kan? Mengapa aku tidak meninggalkan desa ini”
Aku mengangguk. 
“Aku telah mencobanya berkali-kali. Berkali-kali, berkali-kali..... tapi, setiap kali ingin melakukannya, Kina selalu kembali ke tempat ini. Justru itulah, ia ditarik oleh tempat ini seperti pasien yang tidur berjalan. Mungkin karena Rouen Kodon yang dikenakan oleh ibuku seperti tali yang panjang, dan monster itu seperti terhubung dengan kuil Kodon”
“Begitu ya.....”

Saat kuperhatikan, aku mencocokkan diriku dengan Reishi. 
Lalu, aku merasa sedikit bisa memahami perasaan Itachi. 
Wajah samping Reishi yang memperhatikan Kina, seperti sesosok kakak, ayah, dan juga ibu. 
―Siapa sebenarnya Itachi?
Aku mendengar bisikan suara di telingaku. 
―Bagi Konoha ia adalah mata-mata yang handal, bagi klan Uchiha ia adalah pengkhianat, lalu bagi Akatsuki hanyalah sebuah pion sekali pakai. Dan kau Uchiha Sasuke, bagimu ia adalah―
“Hal yang bisa kulakukan.....”, ucapnya lalu tertawa tak bertenaga. 
“Aku menghiptonis Kina yang menangis seperti bayi..... dan setiap kali Kina melakukan pembunuhan, aku hanya bisa menghapus ingatan yang keji itu untuknya”
Kesedihan yang terkandung dalam kalimat itu, dan suara dingin dari pecahan kaca yang tidak bisa diperbaiki telah memecah kehangatan. 
PRANG!
“!”
Aku dan Reishi bersiap melindungi diri secara reflek. 

Kaca jendela yang menjadi serpihan itu bagaikan tetes hujan yang turun berkilauan. 
PRANG!
PRANG!
PRANG!
Aku merasa kerumunan datang mendekat. Batu sebesar kepalan tangan menghancurkan jendela itu secara bertubi-tubi. 
PRANG!
PRANG!
PRANG!
“Keluarlah, monster sialan!”, ada seseorang yang berteriak di luar Rengyoudou.
“Kami sudah tahu bahwa kalian dua bersaudara adalah pelaku peristiwa Miira itu!”
Ada sesuatu yang membeku dalam diri Reishi, dan berubah menjadi sesuatu yang mirip dengan kesedihan. Aku memahaminya dengan jelas. Kedua mata tanpa ekspresi yang mengering, tapi tampak seperti air mata itu sendiri. 
“Tidak ada ampun untuk kalian, Kodon bersaudara!”
“Keluarlah! Karena ada orang yang mengawasi kalian!”

Seruan yang naik seperti roket, bersatu dengan suara pecahan kaca yang mungkin tak akan berhenti, melubangi dinding, memecahkan pot obat, semua itu telah menghancurkan hatiku dan Reishi. 
.
.
.
Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

Light Novel NARUTO Akatsuki Hiden Saki Midareru Aku no Hana (JUMP JBOOKS) Masashi Kishimoto, Shin Towada, 2015 Shueisha ―BUNGA KEJAHATAN YANG BERMEKARAN― PENGENALAN TOKOH Konan ― Shinobi dari Desa Amegakure Pein ― Shinobi dari Desa Amegakure Tobi ― Pria Bertopeng Zetsu ― Pria Misterius Uchiha Itachi ― Shinobi dari Desa Konohagakure Kakuzu ― Shinobi dari Desa Takigakure Sasori ― Shinobi dari Desa Sunagakure Hoshigaki Kisame ― Shinobi dari Desa Kirigakure Deidara ― Shinobi dari Desa Iwagakure Hidan ― Shinobi dari Desa Yugakure Uchiha Sasuke ― Shinobi dari Desa Konohagakure SINOPSIS Seorang anak lelaki yang ditemui oleh Uchiha Sasuke dalam sebuah perjalanan. Lalu, anak itu bercerita. Ia mengatakan bahwa keluarganya dibunuh oleh “Akatsuki”. “Akatsuki”― sekelompok orang luar biasa yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah yang mengapung. Mereka membunuh, merampok, dan membakar. Demi dirinya sendiri, demi orang terkasih, demi uang dan doa, demi seni, demi kedamaian, dan demi bunga yang m...

PROLOG ― AKHIR DARI BALAS DENDAM

狼の哭く日 HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012 Shueisha Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha) Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi. Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya. Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini  Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar Tak ada jalan menuju masa depan Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia . . . Hujan membasahi wajahku― Sejak kapan hujan itu turun? Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular. Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku? Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat sepert...

PROLOG 1

Sayap kegelapan menyembunyikan langit malam. Bintang-bintang itu berkelip dengan tenang.  Bulan perak yang ia amati dengan tenang menyelimutinya dengan lembut bagaikan buaian.  Namun, sinar rembulan itu terlalu enggan untuk menyinari kaki seseorang.  Ia memerlukan cahaya. Cahaya yang kuat untuk menerangi jalan yang harus ditempuh.  Kegelapan itu secara perlahan terusir ke ujung pegunungan di seberang lautan untuk memenuhi keinginan orang-orang seperti itu.  Bintang itu pergi, bulan itu bersembunyi, dan menyampaikan malam ini akan segera berakhir.  Cahaya permulaan― “Akatsuki”. Suatu ketika, cahaya itu mencoba membakar dunia Shinobi. . . . To be continued