Skip to main content

LIGHT NOVEL NARUTO AKATSUKI HIDEN: SAKI MIDARERU AKU NO HANA TERJEMAHAN

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

EPILOG

“.....Keluarga kami dibunuh oleh ‘Akatsuki’ ”

Oomitsu dan Komitsu, mereka adalah kakak beradik yang ditemuinya dalam perjalanan. 

Setelah dieluhkan oleh adiknya, Komitsu, Sasuke mengajarkannya Shuriken kertas.

Meski dua bersaudara itu mengingatkannya pada Sasuke dan Itachi di masa lalu dan membuatnya merasa tenang, namun kata-kata yang bergumam sambil menyaksikan mentari senja di arah barat itu membuat dada Sasuke terasa sesak.

Saat itu, Sasuke yang diwarnai dalam kegelapan telah membunuh banyak orang. Ia tidak ingat siapa saja nama dan jumlah nyawa yang telah direnggutnya. 

Mungkin saja, Sasuke telah merenggut orang yang berharga bagi kakak beradik ini. 

Apakah ini adalah dosa yang ia tanggung? Sasuke menyadarinya dengan getir. 

“Hei, bocah!”

Tiba-tiba, terdengar suara jeritan dari belakang. Oomitsu dan Komitsu berbalik dengan tergesa-gesa. 

“Sudah kukatakan berkali-kali jangan menginjak bunga itu, ‘kan!”

Yang muncul di sana adalah seorang pria yang lebih tua dari Sasuke.


“Kak Ki, Kiiro.....!”

Rupanya, mereka berdua memiliki kakak laki-laki. Keduanya bergegas dan memastikan langkahnya, lalu menghindari bunga-bunga itu. 

“Yosh”, sambil berkata, Kiiro mengalihkan pandangannya pada Sasuke.

“.....Tck!”

Kemudian, ia memasang ekspresi akan teringat sesuatu. 

“Kau..... tidak, seharusnya orang itu sudah mati.....”

Setelah melihat wajah Sasuke, ia seperti teringat dengan “Seseorang”. Sasuke segera menduganya. Bahwa pria ini mengenal Itachi. Kemungkinan itu berada di dalam diri Sasuke.

“Kak Kiiro, orang ini..... Sasuke telah menyelamatkan Komitsu”

Tanpa menyadari suasana menegangkan yang mengalir di antara Sasuke dan Kiiro, Oomitsu memperkenalkan Sasuke pada Kiiro. 

“Menyelamatkan Komitsu.....?”

“Komitsu hampir jatuh dari tebing”

“Aaaa, kak Oomitsu, shii―, shii―!”

“Yang benar itu ssttt”

“Maafkan aku”, ucap Komitsu tertunduk sedih, yang panik menipunya dan kalah dari tatapan tajam Kiiro.


“.....Jadi, kau menyelamatkan adikku ya. Terima kasih”

“Tidak.....”

Sepertinya, Kiiro merasakan sesuatu saat ia melihat Sasuke yang menutup mulutnya, tanpa mengetahui apakah ia pantas menerima ucapan terima kasih itu dengan patuh. “Bawa benda itu dari rumah ya”, ucapnya pada Oomitsu dan Komitsu.

“Aku mengerti!”, setelah membuat mereka berdua gembira, mereka berlari ke rumahnya. 

Yang tersisa hanyalah mereka berdua, Sasuke dan Kiiro. Percakapan yang sia-sia tak lagi dibutuhkan. 

“Apa kau mengenal Itachi?”

“Iya”, angguk Kiiro pada pertanyaan terus terang itu.

“Dulu, aku pernah bertugas sebagai Shinobi bersama dengan kakakku di Kirigakure. Saat itu, kami bertarung dengan monster dari Kirigakure, Hoshigaki Kisame. Itachi juga ada di sana”

Hoshigaki Kisame adalah orang yang bekerja sama dengan Itachi di “Akatsuki”. Saat di mana mereka berdua bekerja sama kembali muncul di benak Sasuke. 

“Oomitsu mengatakan padaku bahwa keluarganya dibunuh oleh ‘Akatsuki’ ”

“.....Iya. Saat itu, yang terbunuh adalah kakakku”

Sasuke menyesal setelah mendengarnya. Menyesal karena telah terlibat dengan Oomitsu dan Komitsu. Bukankah ini adalah fakta yang menyakitkan bagi mereka untuk bersenang-senang dengan adik lelaki dari pria yang telah membunuh keluarganya?


Mungkin, Kiiro yang berhadapan langsung dengan Itachi seolah menggali luka lamanya setelah melihat Sasuke. 

Sasuke mengerti betapa besarnya beban yang dipikul oleh Itachi. Namun, tak lagi ada rasa agar mereka memahami hal itu untuknya pada kakak beradik yang keluarganya telah dibunuh oleh Itachi. Tidak seperti saat ia berada di dalam dunianya sendiri, Sasuke yang sekarang mampu memahami rasa sakit kakak beradik ini.

Hanya saja, saat ia memikirkan posisi Itachi, hal itu membuat dadanya terasa sakit. Dan yang terpenting, Sasuke sendiri pernah berada di “Akatsuki” demi mencapai tujuannya. Ini sama saja dengan bagian dari keberadaan yang telah merenggut keluarga mereka. 

Bukankah orang seperti dirinya tidak boleh bersentuhan dengan orang lain dengan mudah seperti ini? Sasuke berpikir seperti itu pada dosa-dosanya yang mendalam. 

“Tapi, akulah yang sudah membunuh kakakku”

Namun, di sana, Kiiro melontarkan kalimat yang tak terduga. Pandangan yang jatuh secara tak sadar itu kembali fokus. 

“Aku juga sudah memberitahu Oomitsu dan Komitsu. Sepertinya cukup memakan waktu sampai mereka memahaminya”

“Apa maksudmu?”


“Karena terlalu percaya diri dengan kekuatan, dan agar namaku dikenal oleh dunia, aku menantang Uchiha Itachi dan Hoshigaki Kisame tanpa mendengarkan larangan kakakku. Bagaimanapun, ini pasti salahku, ‘kan?”

Kiiro berkata dan menghembuskan napasnya. 

“Kakakku tetap melindungi adiknya yang bodoh seperti ini, dengan mempertaruhkan nyawanya.....”

Pandangannya beralih menuju ke langit barat yang bersinar cerah seolah mengenang kakaknya. 

“Kakakku itu, cukup spesial. Sejak lahir, ia sudah memiliki lebah pada tubuhnya. Lebah beracun yang menyerang suatu entitas yang mencoba untuk melukai, dan juga..... lebah yang membuat madu spesial dengan Chakra kakakku sebagai umpannya di dalam tubuhnya”

Sasuke membayangkan hal itu seperti klan Aburame di Konoha. 

“Itu disebut dengan Royal Jelly. Lebah-lebah itu mengambil Chakra kakakku, dan menyimpan Royal Jelly itu sebagai sumber kehidupan pada jantungnya”

Kiiro menunjuk jantungnya sendiri dengan pandangannya.

“Sejak lahir ia terus menyimpannya, benda itu seperti energi kehidupan. Untuk mengelabui mereka berdua, kakak membuatku seolah dalam keadaan mati dengan lebah beracun itu, dan mengalirkannya padaku. Dari jantungnya, menuju jantungku. Karena itulah, kakakku mati”


Kehidupan yang dialirkan dari seorang kakak untuk adiknya. Beberapa lebah itu terbang di sekitar Kiiro yang bercerita. Mungkin saja, Jutsu langka itu juga diwariskan untuknya. 

“Karena itulah. Ini bukan soal bagaimana dengan ‘Akatsuki’ itu. Lalu”

Pandangan Kiiro yang memandangi langit barat itu perlahan menghadap ke arahnya.

“Mungkin, Itachi menyadari bahwa diriku masih hidup dan juga apa yang kakakku lakukan. Bagaimanapun, itu karena ia memiliki Sharingan. Tapi, ia tak memastikan bahwa kami sudah mati atau tidak”

Kiiro menatap wajah Sasuke dengan seksama. 

“Mungkin ia mengira bahwa jika dibiarkan, maka kami akan mati, tapi aku tak percaya bahwa Shinobi sehebat dirinya akan mengabaikan hal itu. Aku selalu bertanya-tanya pada diriku, tapi rasanya misteri itu sudah terpecahkan”

Angin sepoi-sepoi bertiup dari dasar lembah. Kelopak bunga pada bunga putih itu terbang. Senyuman itu menghiasi wajah Kiiro. 

“Itu karena Itachi juga memiliki seorang adik laki-laki”

Mata Sasuke terbelalak kala mendengar ucapan itu. “Aku”, lanjut Kiiro.

“Setelah kejadian itu, aku pensiun dari dunia Shinobi dan bepergian dengan adik-adikku untuk mencari nektar bunga. Saat ini, kami mengambil nektar bunga ini dan tinggal di sini”

Kiiro berlutut dan meletakkan tangannya di atas bunga putih itu dengan lembut.

“Nektar bunga ini sangat langka dan bisa dijadikan sebagai obat. Awalnya, nektar ini tumbuh jauh di bawah pegunungan. Entah burung atau binatang buas yang membawa benih ini kemari, aku menemukannya tumbuh secara berkelompok. Lalu, aku memperluasnya dan saat ini sudah menjadi ladang bunga. Ya, karena hanya bisa diambil dalam jumlah sedikit, hidup kami sangat pas-pasan. Saat ini, bagaimana ya, kami sudah hidup cukup baik”


Ekspresi Kiiro yang menceritakan hal itu persis seperti apa yang ia katakan. 

“Lalu, aku bisa hidup seperti ini juga berkat kakakku dan kakakkmu. Hal-hal lain saling terhubung saat di mana kita tidak mengetahuinya. Aku sangat bersyukur”

Meski ketidakdewasaannya telah membunuh kakaknya sendiri, namun “Akatsuki” itu pasti telah merenggut kakaknya. Apa yang disyukurinya mungkin menjadi bukti bahwa ia hidup dengan menghadapi dosa-dosanya. Selain itu, ia dengan jujur mengutarakannya pada Sasuke, adik Itachi. Apa yang menjadi sumber kekuatannya? Saat memikirkan hal itu, tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari bawah tebing. “Oh, tidak apa-apa”, jawab Kiiro yang terbiasa dengan kondisi itu pada Sasuke yang bersikap waspada. 

“Di bawah sini, ada tungku pembuatan tembikar”

“Tungku pembuatan tembikar.....?”

“Iya. Itu adalah tembikar khusus. Benda itu terbuat dari tanah yang lengket seperti lumpur, dan hanya ada di sekitar sini”


Meski berkata demikian, ia melihat ke bawah tebing itu dengan cemas. Di sana, Sasuke menyadari bahwa cincin keramik putih itu tersemat di jari manis tangan kirinya. Terdapat pola bunga yang indah pada cincin itu. 

“Kaka―k!”

Matahari terbenam, dan langir berangsur-angsur menjadi biru tua. Oomitsu dan Komitsu telah kembali di sana. 

“.........?”

Oomitsu sedang menggendong bayi kecil. 

“Oi, oi, mengapa kalian membawanya kemari? Padahal dia baru saja terlelap”

Sepertinya, yang diminta Kiiro agar membawanya kemari bukanlah bayi itu. 

“Kupikir dia akan kesepian jika sendirian di rumah”

“Ya, benar juga sih”, ucap Kiiro yang tersenyum pahit pada perkataan Oomitsu, lalu menggendong bayinya. Ekspresi yang dapat diandalkan, berbeda dengan yang ditunjukkannya pada adik-adiknya, ini adalah ekspresi seorang ayah. 

“Aku juga membawa ini dengan belut, lho!”

“Oh, yang benar itu ‘dengan betul’ ”

Komitsu mengangkat tangannya tinggi-tinggi dari belakang Oomitsu. Ia menggenggam botol kecil di tangannya. Setelah menerima botol kecil itu, Kiiro memberikannya pada Sasuke. 


“Ini.....”

“Ini adalah madu dari peternakan lebah. Sebagai ucapan terima kasih karena kau telah menyelamatkan adikku”

“Setelah kau menjilatnya, kau akan menjadi sangat segar!”

Kali ini, Komitsu berkata tanpa kesalahan. Madu itu berkilauan di dalam botol yang transparan. Bayi itu tidur di pelukan Kiiro. Dan, setelah melihat wajah cerah bersaudara itu, Sasuke menerimanya, lalu menundukkan kepala.

Dalam peperangan, banyak orang yang telah kehilangan banyak hal. 

Namun, orang-orang itu hidup dengan sungguh-sungguh seperti ini. 

“Kapan-kapan datang lagi ya, kak Sasuke!”

“Terima kasih banyak!”

Saat berpisah, Oomitsu dan Komitsu terus melambaikan tangannya pada Sasuke yang semakin menjauh.

Lalu, Kiiro menjerit di samping mereka berdua.

“Hei, Sasuke!”

Kiiro bertanya untuk terakhir kalinya.

“Apa kakakmu itu juga orang yang baik?”

Kata-kata itu membuat dadanya tertekan.


Tapi, Sasuke menatap mereka dengan kuat dan membalasnya.

“Iya!”


“Akatsuki” juga memiliki keluarga.

“Akatsuki” juga memiliki sesuatu yang mereka cintai.

Mereka juga seorang Shinobi, dan seorang manusia. 

.

THE END

.

Terima kasih banyak bagi kalian yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk membaca terjemahan Light Novel Akatsuki Hiden yang mimin terjemahkan ini dan tentunya tak luput dari mistranslasi. Mimin sama sekali tidak mengambil keuntungan apa pun dari penerjemahan ini.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENGENALAN TOKOH & SINOPSIS

Light Novel NARUTO Akatsuki Hiden Saki Midareru Aku no Hana (JUMP JBOOKS) Masashi Kishimoto, Shin Towada, 2015 Shueisha ―BUNGA KEJAHATAN YANG BERMEKARAN― PENGENALAN TOKOH Konan ― Shinobi dari Desa Amegakure Pein ― Shinobi dari Desa Amegakure Tobi ― Pria Bertopeng Zetsu ― Pria Misterius Uchiha Itachi ― Shinobi dari Desa Konohagakure Kakuzu ― Shinobi dari Desa Takigakure Sasori ― Shinobi dari Desa Sunagakure Hoshigaki Kisame ― Shinobi dari Desa Kirigakure Deidara ― Shinobi dari Desa Iwagakure Hidan ― Shinobi dari Desa Yugakure Uchiha Sasuke ― Shinobi dari Desa Konohagakure SINOPSIS Seorang anak lelaki yang ditemui oleh Uchiha Sasuke dalam sebuah perjalanan. Lalu, anak itu bercerita. Ia mengatakan bahwa keluarganya dibunuh oleh “Akatsuki”. “Akatsuki”― sekelompok orang luar biasa yang mengenakan jubah hitam dengan awan merah yang mengapung. Mereka membunuh, merampok, dan membakar. Demi dirinya sendiri, demi orang terkasih, demi uang dan doa, demi seni, demi kedamaian, dan demi bunga yang m...

PROLOG ― AKHIR DARI BALAS DENDAM

狼の哭く日 HARI KETIKA SERIGALA MENANGIS Masashi Kishimoto, Akira Higashiyama, 7 November 2012 Shueisha Diterjemahkan oleh dchazelleee (@96itachiuchiha) Cerita ini dimulai ketika Sasuke berhasil mengalahkan Itachi. Tobi menceritakan segala kebenaran tentang Itachi padanya, kemudian menyerahkan benda peninggalan Itachi. Setelah semua itu, Sasuke memutuskan untuk mencari tahu dan memastikan ucapan Tobi. Kemudian, Sasuke bergerak dengan nama tim Taka setelahnya. Tak ada cahaya yang terpantul di dalam mata ini  Suara yang menyentuh benak pun tak terdengar Tak ada jalan menuju masa depan Hanyalah kesedihan bak serigala yang bertiup kencang menuju dunia . . . Hujan membasahi wajahku― Sejak kapan hujan itu turun? Api hitam itu menelan hutan. Amaterasu itu menghanguskan pepohonan, burung, dan membakar ular. Mengapa benda seperti itu berada di depan mataku? Orang yang tergeletak di bawah kakiku, mengapa Itachi tergeletak di tempat sepert...

PROLOG 1

Sayap kegelapan menyembunyikan langit malam. Bintang-bintang itu berkelip dengan tenang.  Bulan perak yang ia amati dengan tenang menyelimutinya dengan lembut bagaikan buaian.  Namun, sinar rembulan itu terlalu enggan untuk menyinari kaki seseorang.  Ia memerlukan cahaya. Cahaya yang kuat untuk menerangi jalan yang harus ditempuh.  Kegelapan itu secara perlahan terusir ke ujung pegunungan di seberang lautan untuk memenuhi keinginan orang-orang seperti itu.  Bintang itu pergi, bulan itu bersembunyi, dan menyampaikan malam ini akan segera berakhir.  Cahaya permulaan― “Akatsuki”. Suatu ketika, cahaya itu mencoba membakar dunia Shinobi. . . . To be continued